Berita

Dunia

Malapetaka Kemanusiaan di Afgahnistan: Di Herat, Orangtua Membius Anak Mereka yang Lapar agar Tertidur

SABTU, 26 NOVEMBER 2022 | 11:54 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Kelaparan membelit warga di provinsi barat Herat, Afghanistan. Dilaporkan BBC, yang menurunkan reporternya Yogita Lemay untuk melakukan perjalanan ke wilayah itu, beberapa keluarga terpaksa menjual anak perempuan mereka yang masih kecil untuk dinikahi demi membeli makanan dan obat-obatan.

Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa beberapa orangtua mengatakan bahwa mereka memberikan obat penghilang rasa sakit kepada anak-anak mereka untuk menghentikan tangisan ketika mereka lapar.

Yang lebih miris lagi, ada keluarga yang terpaksa menjual organ tubuh untuk bertahan hidup.


Ini adalah musim dingin kedua yang jauh lebih mencekam sejak Taliban mengambil alih dan dana asing dibekukan, hingga jutaan orang tinggal selangkah lagi dari kelaparan.

“Anak-anak kami terus menangis, dan mereka tidak tidur. Kami tidak punya makanan,” kata seorang warga bernama Abdul Wahab, seeprti dikutip dario BBC, Jumat (25/11).

"Jadi kami pergi ke apotek, mengambil tablet dan memberikannya kepada anak-anak kami agar mereka mengantuk."

Di Herat, kota terbesar ketiga di negara itu, ada ribuan rumah kumuh yang isinya penuh dengan orang-orang yang terlantar dan terpukul oleh perang dan bencana alam.

Abdul mengatakan ada banyak orang yang memberi obat bius pada anaknya agar bisa menahan lapar.

Beberapa orang yang diwawancarai BBC menunjukkan potongan escitalopram dan tablet sertraline yang mereka katakan akan diberikan kepada anak-anak mereka. Mereka biasanya diresepkan untuk mengobati depresi dan kecemasan.

Sesungguhnya obat-obatan seperti itu ketika diberikan kepada anak kecil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, dapat menyebabkan kerusakan hati, kelelahan kronis, gangguan tidur dan perilaku.

Ada beberapa warga yang berbagi beberapa potong roti  setiap hari. Bila pagi meteka makan roti kering, dan malamnya, mereka mencelupkan roti itu ke dalam air agar lembab.

Di Logar, beberapa keluarga menikahkan anak perempuan mereka yang masih di bawah umur karena sudah tidak mampu lagi memberi makan. Beberapa juga menjual putri balita mereka saat tidak bisa membayar utang.

Baru-baru ini, PBB mengatakan "malapetaka" kemanusiaan kini terjadi di Afghanistan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya