Berita

Diskusi publik Universitas Paramadina bertema ‘Is Islam Compatible with Democracy? Case in Indonesia’/Net

Politik

Prof Abdul Hadi: Perjalanan Demokrasi Indonesia Terhambat Sejak 40 Tahun Terakhir

SENIN, 21 NOVEMBER 2022 | 17:12 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kehidupan berdemokrasi dinilai telah terpinggirkan sepanjang 40 tahun terakhir perjalanan bernegara di Indonesia.
 
Demikian disampaikan Gurubesar Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Prof Abdul Hadi dalam diskusi publik Universitas Paramadina bertema ‘Is Islam Compatible with Democracy? Case in Indonesia’ yang digelar secara daring, Minggu (20/11).
 
Prof Abdul Hadi menuturkan, kurang lebih 40 tahun Indonesia diperintah oleh rezim totaliter dan antidemokrasi.
 

 
“Pemilu 1955 dikhianati melalui dekrit presiden dan juga 32 tahun di bawah otokrasi orde baru. Sehingga kesempatan membangun demokrasi dan ekonomi di Indonesia mengalami hambatan besar,” kata Prof Abdul Hadi.
 
Di masa itu, kata Prof Hadi, Indonesia jatuh ke tangan rezim hegemoni dengan pola pikir bahwa tidak ada lagi yang lebih penting selain negara.
 
Selain itu, persatuan nasional diterjemahkan ke dalam penyeragaman.
 
“Ada kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa), UU Desa, padahal desa-desa di Jawa amat berbeda dengan Nagari di Sumatera Barat dan pemukiman di Aceh. Berbeda juga dengan desa di Bali dan Madura,” sambungnya.
 
Masih pada contoh penyeragaman, swasembada beras diartikan semua wilayah harus menanam padi. Padahal setiap daerah memiliki budaya yang berbeda dan tidak semuanya mengonsumsi beras sebagai bahan utama.
 
“Puluhan tahun di bawah orde baru, dirasakan negara tampil tidak lagi sebagai lembaga pemerintahan yang adil, tetapi lembaga negara yang telah memihak,” tegasnya.
 
Dalam diskusi tersebut, turut hadir pembicara lain, yakni College of Letters and Science, University of Wisconsin-Madison, Eunsook Jung, Ph.D; Dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Dr Sunaryo; serta sambutan dari Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Prof Didik J. Rachbini.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya