Puluhan ribu warga Meksiko yang menggelar protes untuk menuntut pembatalan reformasi pemilu oleh Presiden pada Minggu (13/11)/Net
Rencana Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador untuk mereformasi komisi pemilu nasional (INE), menuai banyak kecaman dari warga yang khawatir jika itu terealisasi maka kekuasaan negara akan berpusat pada Presiden.
Puluhan ribu warga yang tidak terima, kemudian menggelar protes di jalan-jalan ibukota Meksiko pada Minggu (13/11).
Di antara mereka banyak yang memegang plakat dan spanduk serta kaos bertuliskan "Bela INE" sambil berjalan beriringan dari Reforma Avenue menuju Monumen Revolusi.
Menurut kesaksian polisi di Reforma, protes besar-besaran itu diperkirakan dihadiri 50 ribu orang.
Sementara pihak penyelenggara menyebut jumlahnya mencapai ratusan ribu.
Seorang ekonom, Ana Lilia Moreno bersama dengan putrinya yang mengkuti demo mengatakan jika itu adalah satu aksi protes terbesar yang pernah digelar untuk melawan kebijakan Obrador.
Ana menekankan jika demokrasi di negaranya saat ini tengah terancam dan berharap lebih banyak warga berpartisipasi dalam protes tersebut.
"Saya berharap banyak anak muda dan bahkan mereka yang biasanya tidak tertarik dengan politik, akan hadir dan akan menghargai institusi kita, mempertahankan apa yang dibangun oleh orang tua dan kakek nenek kita untuk menjadi dewasa secara politik," tegasnya seperti dimuat
Reuters.
Lopez Obrador mengajukan perombakan INE sejak April lalu. Dorongan itu muncul, lantaran INE dicurigai telah merekayasa kekalahannya saat mencalonkan diri sebagai presiden pada 2006 dan 2012.
Reformasi pada pemilihan, dinilai Presiden akan memungkinkan warga negara memilih otoritas pemilu dan mengurangi pengaruh kepentingan ekonomi dalam politik, serta akan memotong biaya politik dengan pembatasan waktu kampanye.
Pekan lalu, Kongres setuju untuk mulai membahas rancangan tersebut. Inilah yang kemudian memicu kekhawatiran luas bahwa perubahan itu bisa menjadi pertanda bahwa Presiden akan mengambol kontrol lebih besar pada sistem pemilu.
Partai penyokong Lopez Obrador, Morena dan sekutunya membutuhkan dua pertiga mayoritas suara di Kongres untuk membuat perubahan pada konstitusi. Saat ini, partai tersebut masih kekurangan suara untuk itu.