Berita

Puluhan ribu warga Meksiko yang menggelar protes untuk menuntut pembatalan reformasi pemilu oleh Presiden pada Minggu (13/11)/Net

Dunia

Protes Perombakan Pemilu oleh Presiden, Puluhan Ribu Warga Meksiko Turun ke Jalan

SENIN, 14 NOVEMBER 2022 | 09:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Rencana Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador untuk mereformasi komisi pemilu nasional (INE), menuai banyak kecaman dari warga yang khawatir jika itu terealisasi maka kekuasaan negara akan berpusat pada Presiden.

Puluhan ribu warga yang tidak terima, kemudian menggelar protes di jalan-jalan ibukota Meksiko pada Minggu (13/11).

Di antara mereka banyak yang memegang plakat dan spanduk serta kaos bertuliskan "Bela INE" sambil berjalan beriringan dari Reforma Avenue menuju Monumen Revolusi.


Menurut kesaksian polisi di Reforma, protes besar-besaran itu diperkirakan dihadiri 50 ribu orang.

Sementara pihak penyelenggara menyebut jumlahnya mencapai ratusan ribu.

Seorang ekonom, Ana Lilia Moreno bersama dengan putrinya yang mengkuti demo mengatakan jika itu adalah satu aksi protes terbesar yang pernah digelar untuk melawan kebijakan Obrador.

Ana menekankan jika demokrasi di negaranya saat ini tengah terancam dan berharap lebih banyak warga berpartisipasi dalam protes tersebut.

"Saya berharap banyak anak muda dan bahkan mereka yang biasanya tidak tertarik dengan politik, akan hadir dan akan menghargai institusi kita, mempertahankan apa yang dibangun oleh orang tua dan kakek nenek kita untuk menjadi dewasa secara politik," tegasnya seperti dimuat Reuters.

Lopez Obrador mengajukan perombakan INE sejak April lalu. Dorongan itu muncul, lantaran INE dicurigai telah merekayasa kekalahannya saat mencalonkan diri sebagai presiden pada 2006 dan 2012.

Reformasi pada pemilihan, dinilai Presiden akan memungkinkan warga negara memilih otoritas pemilu dan mengurangi pengaruh kepentingan ekonomi dalam politik, serta akan memotong biaya politik dengan pembatasan waktu kampanye.

Pekan lalu, Kongres setuju untuk mulai membahas rancangan tersebut. Inilah yang kemudian memicu kekhawatiran luas bahwa perubahan itu bisa menjadi pertanda bahwa Presiden akan mengambol kontrol lebih besar pada sistem pemilu.

Partai penyokong Lopez Obrador, Morena dan sekutunya membutuhkan dua pertiga mayoritas suara di Kongres untuk membuat perubahan pada konstitusi. Saat ini, partai tersebut masih kekurangan suara untuk itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya