Berita

Gedung Rektorat Unila/RMOLLampung

Nusantara

LPW: Tolak Calon Rektor Unila yang Pernah Diperiksa KPK Perkara Suap Karomani

MINGGU, 13 NOVEMBER 2022 | 03:56 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Proses seleksi bakal calon rektor Universitas Lampung (Unila) telah dimulai. Dari delapan kandidat, terselip satu nama yang pernah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi Rektor Unila nonaktif, Karomani.

Delapan nama yang muncul sebagai bakal calon rektor ini merupakan hasil survei yang dilakukan Laboratorium Politik Lokal dan Otonomi Daerah JIP FISIP Unila. Mereka adalah Asep Sukohar, Suharso, Lusmeilia Afriani. Lalu Nairobi, Warsito, Suripto Dwi Yuwono, Budiono, dan Muhadi.

Dari delapan nama itu, diprediksi terbentuk dua faksi atau kelompok. Dua faksi itu dinilai akan menjadi muara bagi kekuatan-kekuatan yang dimiliki bakal calon.

"Akan terbentuk dua faksi, yakni faksi incumbent bagian dari patron rektor lama yang bermasalah. Satunya lagi, kembali munculnya faksi rival rektor lama yang kalah dalam pilihan rektor periode sebelumnya," jelas alumnus Unila yang saat ini menjadi Ketua Lampung Police Watch (LPW), MD Rizani, Sabtu (12/11).

Dari hasil survei itu, ada bakal calon yang diperiksa KPK dalam perkara suap penerimaan mahasiswa jalur mandiri dengan tersangka Rektor nonaktif, Karomani.

Terhadap munculnya nama tersebut, Sani, sapaan akrab MD Rizani menegaskan, meski nilai survei Asep Sukohar saat ini di posisi tertinggi sebaiknya tidak dimasukkan ke bursa kandidat rektor.

"Mengingat proses hukum Karomani di KPK belum selesai. Dan Asep Sukohar diperiksa sebagai saksi. Tidak menutup kemungkinan jika ditemukan bukti baru, maka Asep Sukohar bisa ditingkatkan statusnya menjadi tersangka. Dan bisa saja Unila dua kali punya rektor yang masuk penjara akibat korupsi," ujar Sani, dikutip Kantor Berita RMOLLampung.

"Sebagai alumni Unila, saya terpanggil untuk turut menjaga marwah almamater Unila dari oknum-oknum yang memafaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi, kelompok dan golongan," tegas Sani.

Pendapat senada diutarakan Ketua Harian Ikatan Keluarga Alummi (IKA) Unila, Abdullah Fadri Auli. Aab, sapaannya, juga tidak setuju jika calon rektor dari faksi Incumbent apalagi kalau yang bersangkutan disebut-sebut terkait dengan masalah hukum dan sudah berulang kali diperiksa KPK.

"Sebaiknya menurut saya jangan sampai terjadi, nanti akan mengganggu jalannya roda kepemimpinan ke depan," ujar Aab.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya