Berita

Orang-orang mengantre untuk dites virus corona COVID-19 di stasiun pengujian asam nukleat di Beijing pada 10 November 2022/Net

Dunia

Kasus Baru Bermunculan, China Tetap Pertahankan Kebijakan Nol Covid

JUMAT, 11 NOVEMBER 2022 | 14:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah meningkatnya angka kasus baru yang muncul, Pemerintah China bertekad untuk tetap mempertahankan kebijakan nol Covid mereka.

Komitmen itu datang usai Presiden Xi Jinping memimpin pertemuan dengan badan pengambil keputusan tertinggi Partai Komunis China yang baru diangkat pada Kamis (10/11) waktu setempat.

"Pertemuan itu menekankan bahwa perlu dengan tegas menerapkan strategi pertahanan terhadap kasus impor virus asing," lapor media pemerintah CCTV, seperti dikutip dari AFP, Jumat (11/11).

Pernyataan itu menggemakan pernyataan juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Mi Feng yang pada hari Sabtu mengatakan bahwa China akan dengan teguh berpegang pada aturan nol-Covid.

China saat ini sedang memerangi gelombang terbesar kasus penularan lokal dalam enam bulan, dengan hampir 9.000 infeksi dilaporkan pada hari Kamis.

Itu termasuk sembilan puluh lima infeksi baru di Beijing, di mana sekolah telah ditutup di distrik pusat kota Chaoyang sejak Senin. Beberapa perusahaan juga telah meminta staf untuk bekerja dari rumah sementara.

Sistem nol-Covid telah memicu kemarahan publik dari penduduk China atas kekurangan makanan dan tertundanya perawatan medis darurat bagi mereka yang dikunci.

Pekan lalu, pihak berwenang mengeluarkan permintaan maaf yang jarang terjadi setelah seorang bocah lelaki berusia tiga tahun meninggal karena keracunan karbon monoksida ketika perawatan medisnya tertunda karena penguncian.

Untuk itu para pemimpin partai dalam pertemuan Kamis kembali meminta pemerintah daerah agar tidak menerapkan tindakan penguncian yang berlebihan.

China adalah ekonomi utama terakhir yang terikat dengan kebijakan untuk memadamkan wabah yang muncul, memberlakukan penguncian cepat, pengujian massal, dan karantina yang panjang meskipun ada gangguan yang meluas pada bisnis dan rantai pasokan internasional.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya