Berita

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell/Net

Dunia

Meskipun Bermusuhan, UE Akui Sangat Bergantung kepada China Terutama untuk Strategi Transisi Hijau

SELASA, 08 NOVEMBER 2022 | 08:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meskipun menganggap Beijing sebagai saingan, Uni Eropa tetap mengakui bahwa blok mereka saat ini sangat tergantung kepada China sebagai mitra ekonomi mereka.

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell pada Senin (7/11) mengatakan bahwa blok yang dipimpinnya sangat bergantung pada China untuk pasokan yang memainkan peran penting dalam strategi transisi hijau, memperingatkan bahwa situasi ini dapat membuat Eropa rentan.

"Sementara China adalah mitra ekonomi utama untuk UE dan Brussels menginginkan kerja sama yang konstruktif dengan Beijing, China juga merupakan saingan sistemik dan persaingan ini semakin menonjol dalam hubungan bilateral," kata Borrell, seperti dikutip dari AFP.


Diplomat top itu mengatakan China memainkan peran penting dalam banyak rantai pasokan dan menyumbang 90 persen dari kebutuhan magnesium UE, 90 persen dari kebutuhan tanah jarang, dan 80 persen dari panel surya yang digunakan di blok tersebut.

“Ketergantungan kami pada China untuk strategi transisi hijau kami saat ini lebih tinggi daripada ketergantungan kami pada bahan bakar fosil dari Rusia,” aku Borrell.

"Oleh karena itu, UE harus berupaya mengurangi ketergantungan yang berlebihan dengan mengatasi kerentanannya dan memperkuat ketahanannya," katanya.

Komentar Borrell seolah menggemakan pernyataan yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen. Di mana pada bulan Oktober ia mendesak blok tersebut untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi dan bahan mentah China.

Hubungan antara UE dan China telah dinodai oleh sejumlah ketidaksepakatan.

Brussels telah berulang kali menuduh China melakukan pelanggaran hak asasi manusia, terutama terhadap warga Uighur di provinsi Xinjiang, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Beijing.

Para pejabat China juga memprotes kunjungan baru-baru ini oleh beberapa anggota parlemen Eropa ke Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai wilayah kedaulatannya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya