Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Afghanistan Krisis Kebebasan Pers, Angka Kejahatan pada Jurnalis Capai Rekor Tertinggi

MINGGU, 06 NOVEMBER 2022 | 04:22 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Media di Afghanistan dalam bahaya. Banyak jurnalis menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia sejak Taliban kembali berkuasa pada pertengahan Agustus tahun lalu.

Peringatan ini dikeluarkan oleh Misi Bantuan Perserikatan Bangsa Bangsa di Afghanistan (UNAMA) dalam laporannya pada Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas Kejahatan terhadap Jurnalis pada Rabu (2/11).

Laporan yang dikutip oleh Khaama Press itu menunjukkan kekerasan terhadap jurnalis di Afghanistan makin merajalela, seperti penahanan, ancaman, dan intimidasi sewenang-wenang.


Bahkan data menunjukkan sedikitnya 200 jurnalis menjadi korban pelanggaran HAM sejak Taliban berkuasa. Angka ini menjadi rekor tertinggi pelanggaran HAM terhadap jurnalis di Afghanistan.

"Media di Afghanistan dalam bahaya. Mari kita semua membantu melindungi jurnalis dan mengakhiri impunitas," kata UNAMA lewat cuitannya di Twitter.

Seruan serupa juga disuarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di akun Twitter-nya.

"Kita harus mengakhiri budaya umum impunitas dan memungkinkan jurnalis melakukan pekerjaan penting mereka," tegas Guterres.

Menurut TOLO News, sejumlah jurnalis di Kabul mengaku mengalami kesulitan saat meliput, baik dalam hal keamanan maupun akses informasi.

"Pasukan keamanan tidak mengizinkan kami meliput peristiwa dan itu masalah serius karena media dan orang-orang yang menonton media ingin mengetahui peristiwa itu," kata seorang reporter, Abid Momand.

Laporan dari Jaringan Solidaritas Media Asia Selatan (SAMSN) menyebut lebih dari 45 persen jurnalis telah berhenti dari pekerjaannya sejak Taliban kembali berkuasa.

Berbagai pembatasan informasi hingga kekerasan yang dihadapi oleh jurnalis di Afghanistan juga mendapat sorotan internasional. PBB hingga Komite untuk Perlindungan Jurnalis (CPJ) telah mengecam intimidasi terhadap jurnalis di negara tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya