Berita

Ilustrasi krisis global/Net

Politik

Dampak Krisis Global, Mayoritas Masyarakat Merasakan Penghasilan Berkurang

JUMAT, 04 NOVEMBER 2022 | 13:45 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Mayoritas masyarakat menyatakan dan merasakan penghasilan berkurang akibat dampak negatif krisis global serta menyatakan sumber bahan pokok lebih sulit.

Hal itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI) terkait persepsi masyarakat terkait dampak krisis multidimensi global, baik ekonomi, pangan, dan kerusakan lingkungan dan konsep kepemimpinan untuk menjaga keberlanjutan Indonesia.

"Klaster keberlanjutan Indonesia. Kluster ini menilai dampak krisis global dan kepemimpinan untuk menghadapi krisis demi keberlanjutan Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) APSSI, Novri Susan dalam keterangannya, Jumat (4/11).


Novri mengatakan, terkait dampak negatif krisis global dalam keseharian masyarakat, mayoritas responden 28,7 persen merasakan penghasilan berkurang.

"Disusul sumber bahan pokok lebih sulit 24,4 persen, dan peningkatan konflik dalam pergaulan sehari-hari 15,07 persen menjadi kecenderungan dampak negatif," kata Novri.

Sementara jawaban lain kata Novri, sebesar 21,53 persen yang mengindikasikan kompleksitas dampak negatif krisis global terhadap kehidupan masyarakat.

"Catatan menarik, pada situasi krisis global hanya 7,17 persen responden menyatakan kehilangan pekerjaan," terang Novri.

Sedangkan dampak positif dari krisis global yang paling terasa dalam keseharian kata Novri, mayoritas responden 21,10 persen melihat tumbuhnya kreativitas berbisnis.

Hal tersebut memberi makna bahwa masyarakat Indonesia memiliki mekanisme ekonomi yang baik dalam krisis global.

Selain itu, tumbuh budaya hemat bahan makanan 21,53 persen dan hemat energi 14,55 persen.

"Sebanyak 19,8 persen responden menyatakan bahwa solidaritas sosial masyarakat mencapai 19,85 persen. Secara umum, bagi masyarakat Indonesia krisis global direspon secara positif," pungkasnya.

Survei ini menggunakan pendekatan statistik deskriptif non-hipotesis. Pelaksanaan survei ada di enam kluster kepulauan, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Bali NTT-Papua dengan responden sejumlah 418. Metode pengumpulan data melalui digital simple random sampling dengan margin of error 5 persen.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya