Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Sepekan Terakhir, BNPB Catat Jumlah Bencana Alam 667 Kejadian

SENIN, 31 OKTOBER 2022 | 17:32 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Jumlah bencana alam ang terjadi selama sepekan terkahir ini, dicatat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di atas 500 kejadian.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam jumpa pers virtual, Senin (31/10).

"Dalam satu pekan dari tanggal 24 sampai 30 oktober kita mengalami 667 kali kejadian bencana," ujar Abdul Muhari.

Namun, diterangkannya, jumlah kejadian bencana dalam periode tersebut tidak lebih banyak dari pekan-pekan sebelumnya.

"Ini sebenarnya berkurang dari minggu sebelumnya dan dua minggu sebelumnya, rata-rata di atas 700 kali kejadian bencana," sambungnya.

Abdul Muhari menuturkan, jenis kejadian bencana alam yang terjadi pada pekan ini adalah bencana hidrometeorologi basah.

"Dan untuk minggu ini variabelitas kejadian bencana kita masih di hidrometeologi basah, banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, gelombang pasang, dan abrasi," urainya.

Kendati begitu, dari beberapa jenis bencana hidrometeorologi basah yang disebutkannya itu, Abdul Muhari memastikan banjir menjadi bencana yang terbanyak terjadi.

"Banjir masih mendominasi dengan jumlah korban paling tinggi, kemudian tanah longsor dan cuaca ektreem. meskipun untuk dampak ke infrastruktur rumah ini cuaca ekstrem ini cukup mendominasi," kata Abdul Muhari.

"Karena memang di akhir November ini frekuensi kejadian cuaca ekstrem intensitasnya agak sedikit bertambah, sehingga juga di satu kabupaten ada korban meninggal juga akibat cuaca ekstrem ini," sambungnya.

Lebih lanjut, Abdul Muhari menjelaskan bahwa secara sebaran bencana alam yang terjadi pada sepekan ke belakang ada di 18 provinsi dan 44 kabupaten/kota.

"Kalau kita lihat di tayangan spasialnya ini, distribusi kejadian bencana hidrometeorologi basah masih di Jawa dominannya, kemudian di Sulawesi," ungkapnya.

"Sedangkan Sumatera sekarang intensitasnya agak berkurang. Dua minggu sebelumnya Sumatera, Jawa, Kalimantan itu sangat dominan sekali, hampir di semua provinsi," demikian Abdul Muhari. 

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya