Berita

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier/Net

Dunia

Steinmeier: Tidak Ada Tempat untuk Mimpi Lama, Rusia dan Jerman Kini Saling Berhadapan

SABTU, 29 OKTOBER 2022 | 11:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Serangan Rusia ke Ukraina menjadi alasan Jerman untuk mengevaluasi ulang hubungan diplomatiknya kedua negara.

Dalam pernyataan terbaru, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyatakan bahwa Moskow dan Berlin sekarang saling bertentangan, menambahkan bahwa tidak ada jalan untuk kembali ke “mimpi lama.”

Berbicara di hadapan rakyat pada Jumat (28/10), Steinmeier menggambarkan keputusan Rusia untuk meluncurkan kampanye militernya pada bulan Februari sebagai peristiwa penting.


Dia mengakui bahwa banyak orang di Jerman merasa terhubung dengan Rusia dan rakyatnya, yaitu menyukai musik dan sastra Rusia.

"Tetapi dengan kenyataan baru, berarti tidak ada tempat untuk mimpi lama," kata Steinmeier, merujuk pada gagasan mantan presiden Soviet Mikhail Gorbachev tentang “rumah Eropa bersama.”

“Negara kami saling bertentangan hari ini,” ujarnya.

Presiden kemudian menyatakan bahwa Jerman memang terlibat dalam konflik tersebut, tetapi juga mengatakan tidak ikut berperang.

"Eskalasi permusuhan lebih lanjut di Ukraina, dan keterlibatan langsung negara-negara lain dalam konflik, harus dihindari," tegasnya.

Berbicara kepada duta besar Ukraina yang baru untuk Jerman, Alexey Makeev, Steinmeier telah menjanjikan dukungan berkelanjutan Berlin untuk Kyiv, termasuk sokongan militer, keuangan dan politik selama diperlukan.

Dia juga memperingatkan rekan-rekannya tentang tahun-tahun yang sulit, tahun-tahun yang sulit di depan.

Menurutnya, dunia telah berubah. "Sudah waktunya bagi kita untuk mengucapkan selamat tinggal pada pola pikir dan harapan lama. Ini berlaku, khususnya, untuk pandangan kami tentang Rusia," katanya, "Untuk Jerman, inilah saatnya mengubah haluan."

Segera setelah dimulainya kampanye militer Rusia melawan Ukraina, Jerman bersama dengan anggota Uni Eropa dan AS lainnya, menampar Rusia dengan sanksi ekonomi yang luas.

Berlin juga memasok pasukan Kyiv dengan persenjataan ofensif, dan bahkan saat ini menyediakan artileri, roket, sistem rudal anti-pesawat, dan meriam yang dipasang di kendaraan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya