Berita

Presiden Nikaragua, Daniel Ortega/Net

Dunia

Ortega: Sanksi AS untuk Nikaragua Hanya Memperbanyak Migran di Perbatasan

JUMAT, 28 OKTOBER 2022 | 14:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada Nikaragua dinilai Presiden Daniel Ortega tidak efektif dan hanya akan mendorong lebih banyak migran ke wilayah perbatasan Washington.

"Amerika Serikat memberlakukan lebih banyak sanksi daripada negara lain. Sanksi itu telah menyebabkan kerugian terbesar. Tapi mereka kemudian mengeluh ketika migran bertambah banyak akibat sanksi," ujar Ortega seperti dimuat Associated Press pada Jumat (28/10).

Ortega mengancam jika AS terus mengeluarkan sanksinya, terlebih ke negaranya, maka Washington akan merasakan sendiri bagaimana membeludaknya migran yang harus mereka tampung.

“Mereka terus menjatuhkan sanksi dan lebih banyak imigran akan pergi ke AS. Sebanyak mereka ingin menutup pintu, tidak ada pintu yang bisa mereka tutup untuk para imigran," tegasnya.

Pemerintah Biden pada Senin (24/10) lalu, untuk pertama kalinya menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Nikaragua dengan menargetkan sektor di luar anggota keluarga atau badan yang berkaitan dengan Ortega.

Sanksi tersebut melarang orang Amerika untuk menjalin bisnis dengan industri emas Nikaragua.

Ada kekhawatiran bahwa sanksi yang lebih luas akan kembali dikeluarkan AS dan akan berdampak serius bagi ekonomi Nikaragua dan peningkatan migrasi ke perbatasan AS.

Presiden Ortega telah meningkatkan kebijakan represi sejak mengalahkan saingannya dan berkuasa untuk periode ke empat November lalu.

Selain memenjarakan puluhan tokoh oposisi, Ortega juga telah menutup lebih dari 1.000 kelompok masyarakat sipil, menutup media independen dan yang terbaru memenjarakan seorang uskup Katolik Roma serta pendeta lainnya.

Protes anti pemerintah meluas dan pecah pada April 2018, sebagian besar orang Nikaragua yang melarikan diri menuju ke negara tetangga Kosta Rika.

Tetapi dengan sistem suaka yang kewalahan di negara itu dan ekonomi yang sulit, lebih banyak dari mereka yang bermigrasi ke AS.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya