Berita

Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara dalam program radio di Istana Miraflores di Caracas, Venezuela 26 Desember 2016/Net

Dunia

Tahan Arus Informasi, Presiden Venezuela Tutup Belasan Stasiun Radio Tak Berlisensi

KAMIS, 27 OKTOBER 2022 | 12:50 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Keinginan Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk tetap mengontrol secara ketat arus informasi dan komunikasi warga dilakukan dengan menutup sejumlah stasiun radio yang tidak berlisensi pemerintah.

Regulator Telekomunikasi Venezeula, Conatel bersama dengan tim garda nasional merangsek masuk ke banyak stasiun radio untuk memeriksa semua surat izin mengudara yang mereka miliki.

Dimuat Reuters pada Rabu (26/10), pemerintah Maduro bulan ini telah menutup 15 stasiun radio dan dalam satu tahun ini terdapat 50 stasiun radio di pedalaman Venezuela sudah tidak beroperasi.

Menurut Serikat Jurnalis dan Organisasi non-pemerintah, percepatan pembatasan stasiun radio dilakukan untuk mengontrol informasi dan hanya memberikan akses serta keistimewaan bagi media pemerintah untuk menyiarkan informasi dalam negeri.

"Mereka mulai meminta dokumen dan dokumen, pada hari yang sama mereka menutup stasiun. Mereka bahkan pergi ke bukit tempat pemancar berada dan membawanya pergi," kata mantan jurnalis Moda Alexander Olvera.

Seorang warga dan pemilik Toserba, Maria Jimenez yang sering mendengarkan siaran Moda mengungkapkan rasa kehilanganya atas sedikitnya sumber informasi yang bisa ia dapatkan.

"Sepertinya mereka ingin memusatkan apa yang kami informasikan. Saya tidak berpartisipasi dalam politik. Saya tidak menyukainya tetapi ini adalah pelecehan," katanya.

Media swasta dan independen di  Venezuela telah berjuang selama bertahun-tahun untuk tetap hadir dan menginformasikan kebebasan berpendapat.

Dimuat Espacio Publico, Dari 930 organisasi media yang masih beroperasi, sekitar 7o persenya  adalah stasiun radio.

Radio murah untuk ditransmisikan dan tidak memerlukan internet, apalagi Venezuela sering mengalami pemadaman listrik.

Surat kabar sudah tidak dapat mencetak lagi karena kekurangan kertas impor atau telah dibeli oleh sekutu pemerintah. Stasiun televisi bahkan sebagian besar sudah memberika otoritasnya pada pemerintah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya