Berita

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan/Net

Politik

Ekonom Ingatkan Pemerintah, Resesi Indonesia Sudah di Depan Mata

SENIN, 24 OKTOBER 2022 | 13:51 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ancaman resesi global yang potensi menjalar hingga ke perekonomian Indonesia diminta untuk diantisipasi pemerintah. Pasalnya, sejumlah indikator di dalam negeri menunjukan sinyal-sinyal dampaknya.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menjelaskan, terdapat sejumlah indikator perekonomian yang telah memperlihatkan potensi terjadinya resesi di dalam negeri.

"Inflasi akan meningkat dari pelemahan rupiah. Jadi ekonomi, kalau suku bunga naik, investasi turun, dan sebagainya itu tidak bisa dihindari," ujar Anthony kepada wartawan, Senin (24/10).

Potensi nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, lantaran The FED masih akan menaikan suku bunga yang sinyalnya belum akan berhenti hingga akhir tahun 2022, semakin terlihat.

Pasalnya, sejumlah ekonom memprediksi kurs rupah terhadap dolar Amerika Serikat pada tahun 2022 ini menjadi rata-rata Rp 14.935 per dolar Amerika Serikat dari asumsi yang dibuat pemeritah di isaran Rp 14.585 per dolar Amerika Serikat.

Oleh karenanya, Anthony memandang perlu pemerintah menyiapkan bauran kebijakan ekonomi yang bisa mempertahankan daya beli masyarakat dalam menghadapi resesi maupun inflasi ini, utamanya untuk mereka yang masuk golonga pendapatan rendah.

"Ini (pemerintah) harus disiapkan jaring pengaman sosial," sambungnya menegaskan.

Di samping itu, dia berpendapat tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diteken Jokowi bakal mempengaruhi inflasi, sehingga berpotensi pada kesempatan kerja masyarakat.

"PHK akan membuat masyarakat, pendapatan masyarakat secara keseluruhan akan drop, daya beli akan hancur," tuturnya.

"Nah inilah yang saya katakan bahwa pemerintah harus menyiapkan kebijakan-kebijakan yang bisa membantu kelompok tersebut," demikian Anthony menutup.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya