Berita

Presiden Iran Ebrahim Raisi/Net

Dunia

Bantah Pasok Drone ke Rusia, Iran Tolak Lakukan Penyelidikan PBB

MINGGU, 23 OKTOBER 2022 | 07:25 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Iran mengutuk keras seruan Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) yang meminta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk melakukan penyelidikan atas dugaan bahwa Teheran memasok drone canggih ke Rusia, yang digunakan untuk menyerang Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Iran pada Sabtu (22/10) mengeluarkan pernyataan bahwa mereka membantah semua tuduhan yang disudutkan kepada negaranya, dengan menyebut tuduhan itu sangat tidak berdasar. Iran kemudian dengan keras menolak untuk melakukan penyelidikan tersebut.

AS, Prancis, dan Inggris sebelumnya telah mengadakan pertemuan tertutup di Dewan Keamanan PBB mengenai dugaan penjualan pesawat tak berawak ke Rusia. Ketiga negara ini menggambarkan penjualan drone ke Rusia merupakan tindakan pelanggaran pembatasan senjata PBB terhadap Iran.


Uni Eropa dan AS mengaku memiliki bukti kuat bahwa Iran telah memasok Shahed-136, drone yang meledak saat mendarat. Drone ini diyakini digunakan Rusia dalam menargetkan infrastruktur Ukraina pada pekan lalu.

Presiden Ebrahim Raisi kemudian angkat bicara untuk menjawab tuduhan yang beredar tersebut. Dalam pidatonya pada Sabtu, Raisi mengatakan negaranya sekarang menjadi calon pengekspor senjata yang populer.

“Orang-orang mendatangi saya meminta kami untuk menjual produk militer kepada mereka. Saya bertanya kepada mereka, ada begitu banyak negara lain (yang memasok senjata), mengapa kami (yang dipilih)? (Kemudian) mereka mengatakan, karena (senjata) negara Anda lebih baik," kata Raisi.

Atas hal tersebut, Raisi menuduh musuh-musuh Iran, seperti AS dan yang lainnya tidak ingin melihat Iran tumbuh untuk menaklukkan pasar global melalui pasokan-pasokan senjatanya.

“Biarkanlah musuh marah dan mati karena marah," ujar Raisi, yang dimuat The National.

Dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh utusan PBB, tiga negara Eropa mendukung seruan untuk melakukan penyelidikan PBB. Surat itu mengatakan bahwa penggunaan drone melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir Iran pada 2015.

Di sisi lain, Rusia juga telah membantah menggunakan drone yang diproduksi Iran untuk menyerang Ukraina.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya