Berita

Liz Truss/Net

Dunia

Ledekan Medvedev untuk PM Inggris Liz Truss: Dia Pantas Dapat Hadiah Nobel Kehancuran Ekonomi

JUMAT, 21 OKTOBER 2022 | 06:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengunduran diri Perdana Menteri Inggris Liz Truss telah menarik perhatian pemerintah Rusia.  Presiden Rusia Dmitry Medvedev bahkan menyambut gembira keputusan itu dan menyoroti kegagalan Truss di awal pemerintahannya.

Dalam sebuah cuitan di media sosial Medvedev bergabung dengan kelompok yang mengkritik  Truss atas pengaruh kebijakan yang diusulkannya terhadap keadaan ekonomi Inggris.

"Bye, bye @trussliz, congrats to lettuce," cuit Medvedev.

"Perdana menteri yang panik itu layak menerima hadiah Nobel di bidang ekonomi untuk kehancuran keuangan nasional tercepat yang pernah ada," canda Medvedev, seperti dikutip dari RT, Kamis (20/10).

Pernyataan itu muncul sebagai bagian dari komentar tentang apa yang dilihat Medvedev sebagai kualifikasi buruk para pemimpin Eropa modern untuk pemerintahan.

Pemerintah Truss mendapat kecaman setelah usulan perubahan kebijakan neoliberal radikal, yang ditulis oleh mantan kanselir menteri keuangan Kwasi Kwarteng, membuat pasar keuangan Inggris berantakan.

Kwarteng dipecat dan digantikan Jumat lalu oleh Jeremy Hunt, yang memutarbalikkan gagasan pengurangan pajak untuk memulai ekonomi, sementara juga meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mengurangi dampak krisis energi global.

Ketika peringkat persetujuannya jatuh, beberapa anggota parlemen Tory mendesak Truss untuk mengundurkan diri. Truss sempat menolak untuk melakukannya, mengatakan kepada BBC minggu ini bahwa dia akan bertahan.

Kabinet yang baru dibangun Truss pun ikut goyah dengan pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Suella Braverman pada Rabu (19/10), dan bentrokan yang dilaporkan antara perdana menteri dan Kepala Whip Wendy Morton dan wakilnya Craig Whittaker.

Truss yang mengambil alih pemerintahan Inggris pada 6 September, menjadi perdana menteri terpendek dalam sejarah negara itu, memecahkan rekor yang dipegang George Canning.

Canning yang terpilih pada tahun 1827 hanya memimpin selama 119 hari dan dipersingkat oleh kematiannya.

Hubungan antara Moskow dan London telah memburuk selama bertahun-tahun, karena masalah seperti keracunan 2018 terhadap mantan mata-mata Rusia di Salisbury. Mereka telah mencapai rekor terendah sejak serangan Moskow di Ukraina.

Inggris adalah salah satu pendukung setia Kyiv dan Rusia menganggapnya sebagai salah satu negara Barat yang paling tidak bersahabat.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya