Diskusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertajuk "Digitalisasi Pemilu 2024: Menuju Penguatan Demokrasi"/Net
Pemanfataan teknologi informasi dalam pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 yang berupa digitalisasi teknis tahapan hingga sistem informasi, diharapkan didukung oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tak gagap teknologi alias gaptek.
Harapan tersebut disampaikan Peneliti Senior Netgrit, Hadar Nafis Gumay, dalam diskusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertajuk "Digitalisasi Pemilu 2024: Menuju Penguatan Demokrasi", yang digelar virtual, Kamis (20/10).
"Kalau kita menggunakan teknologi, kita harus lampaui situasi itu, harus kita selesaikan itu. Jadi di manapun penggunaan (TI) itu persiapan menjadi sangat penting," ujar Hadar.
Mantan Anggota KPU RI periode 2012-2017 ini menjelaskan, satu hal terpenting dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tahapan pemilu adalah memastikan SDM yang melaksanakan kerja-kerja IT memang ahli.
"Salah satu yang harus dipersiakan, teruama dari para SDM itu sendiri yang akan menerapkannya, itu jangan gaptek," tuturnya.
Oleh karena itu, Hadar menekankan bahwa dalam mempersiapakan transformasi pelaksanaan pemilu yang lebih modern dengan pemanfataan TI tidak melulu persoalan akses dan literasi masyarakat terhadap TI itu sendiri.
Pasalnya, publik memerlukan kebenaran data yang disampaikan melalui sistem infromasi yang dibuat KPU, dan itu tergantung pada kesiapan SDM penyelenggara pemilu.
"Kalau kita memang tidak menyiapkan teknologi yang memang tepat, yang dibutuhkan, sistim yang siap, atau bahkan semuanya sudah siap tapi kalau SDM-nya juga belum siap dalam menggunakannya (itu) bisa menciptakan akurasi yang tidak cukup tinggi atau cukup baik," demikian Hadar menambahkan.