Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson/Net
Meningkatnya ancaman militer China ke Taiwan menjadi sorotan Perdana Menteri Swedia yang baru, Ulf Kristersson.
Saat berpidato di depan anggota parlemen di hari pertamanya menjabat, Selasa (18/10), Kristersson menyampaikan kekhawatirannya.
Dalam pidatonya di bagian tentang kebijakan luar negeri pada Pernyataan Kebijakan Pemerintah, Kristersson mengatakan bahwa Swedia menghadapi tantangan kebijakan luar negeri, keamanan, dan pertahanan, terbesar di zaman modern.
Setelah mengutuk tindakan antidemokrasi Rusia dan menyerukan solidaritas Eropa, ia secara singkat membahas ancaman China.
Setelah mengutuk tindakan antidemokrasi Rusia dan menyerukan solidaritas Eropa, ia secara singkat membahas ancaman China.
"Retorika terbaru China terhadap Taiwan mengkhawatirkan," katanya, seperti dikutip dari
Taipei Times, Kamis (20/10).
“Ancaman kekuatan militer tidak dapat diterima. Ini berlaku untuk semua negara, dan terutama bagi anggota tetap Dewan Keamanan PBB," katanya.
Hubungan Swedia-China, kata Kristersson, harus berlabuh dalam strategi Eropa bersama dengan hubungan transatlantik yang jelas.
“Swedia tidak akan pernah menerima bahwa negara-negara agresif melanggar kebebasan dan penentuan nasib sendiri negara-negara demokratis,†ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Taiwan bereaksi atas pidato Kristersson dan menyampaikan terimakasih atas perhatian Swedia terhadap stabilitas di Selat Taiwan dan kecaman terhadap upaya China untuk mengubah status quo.
Taiwan dan Swedia berbagi nilai-nilai universal kebebasan, demokrasi, supremasi hukum dan perlindungan hak asasi manusia, sementara juga menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh negara-negara otoriter, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian juga mengatakan telah meminta agar Misi Taipei di Swedia menyampaikan ucapan selamat kepada pemerintah baru dan Swedia, serta menyampaikan surat ucapan selamat dari Presiden Tsai Ing-wen.
“Taiwan berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah Swedia yang baru di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Kristersson untuk lebih memperdalam hubungan bilateral yang bersahabat di berbagai bidang,†katanya.
Kristersson, yang terpilih menjadi perdana menteri Swedia pada Senin lalu adalah pemimpin Partai Moderat konservatif, yang dalam beberapa tahun terakhir telah beberapa kali berbicara mendukung Taiwan di parlemen Swedia.
Pada bulan April, delegasi yang beranggotakan 11 orang dari Swedia mengunjungi Taiwan yang dipimpin oleh Boriana Aberg, kepala Asosiasi Parlemen Swedia-Taiwan.