Berita

Ferdy Sambo saat menjalani sidang perdana pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat/Ist

Hukum

Teriak ke Bharada E untuk Habisi Yosua, Sambo: Cepet Woy Kau Tembak!

SENIN, 17 OKTOBER 2022 | 17:16 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Dalam sidang dakwaan, terungkap bahwa mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo memerintahkan anak buahnya, Richard Eliezer Pudihang Lumiu untuk menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Hal itu diungkapkan langsung oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) di sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10).

Awalnya, Jaksa membeberkan rencana jahat Sambo dengan beberapa orang lain, yakni Richard, Ricky Rizal Wibowo, dan Kuat Maruf, serta diketahui oleh istri Sambo, Putri Candrawathi.


Sambo sebelumnya mempertanyakan keberanian Ricky untuk menembak Yosua, akan tetapi, Ricky tidak berani karena tidak kuat mentalnya. Sehingga, Sambo mempertanyakan hal yang sama kepada Richard dan disanggupinya untuk menembak Yosua.

Bertempat di ruang tengah dekat meja makan, Sambo bertemu dan berhadapan dengan Yosua, pada saat itu Sambo langsung memegang leher bagian belakang Yosua lalu mendorongnya ke depan, sehingga posisi Yosua tepat berada di depan tangga dengan posisi berhadapan dengan Sambo.

Sedang Richard berada di samping kanan Sambo, sedangkan posisi Kuat berada di belakang Sambo dalam posisi bersiaga. Sedangkan Putri berada di dalam kamar utama dengan jarak kurang lebih tiga menteri

Kemudian Sambo langsung mengatakan kepada Yosua "jongkok kamu!". Lalu Yosua sambil mengangkat kedua tangannya menghadap ke depan sejajar dengan dada sempat mundur sedikit sebagai tanda penyerahan diri dan berkata "ada apa ini?".

"Selanjutnya terdakwa Ferdy Sambo yang sudah mengetahui jika menembak dapat merampas nyawa, berteriak dengan suara keras kepada saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu dengan mengatakan 'woy,! Kau tembak! Kau tembak cepat! Cepat woy kau tembak!'," ujar JPU.

Menurut Jaksa, seharusnya Sambo sebagai seorang perwira tinggi di Polri berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen) yang sudah lama berkecimpung dalam duni hukum, sepatutnya bertanya dan memberikan kesempatan kepada Yosua untuk menjelaskan tentang hal yang terjadi sebagaimana cerita Putri tentang pelecehan yang terjadi di Magelang.

"Dan bukan malah membuat terdakwa Ferdy Sambo semudah itu menjadi marah dan emosi hingga merampas nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat," kata Jaksa.

Selanjutnya, Richard mengarahkan senjata api Glock 17 ke tubuh korban Yosua dan menembakkan senjata api miliknya sebanyak tiga atau empat kali hingga korban Yosua terjatuh dan terkapar mengeluarkan banyak darah.

"Kemudian terdakwa Ferdy Sambo menghampiri korban Nofriansyah Yosua Hutabarat yang tergeletak di dekat tangga depan kamar mandi dalam keadaan tertelungkup masih bergerak-gerak kesakitan, lalu untuk memastikan benar-benar tidak bernyawa lagi, terdakwa Ferdy Sambo yang sudah memakai sarung tangan hitam menggenggam senjata api dan menembak sebanyak satu kali mengenai tepat kepala bagian belakang sisi kiri korban Yosua hingga korban meninggal dunia," ujar Jaksa.

Tembakan Sambo tersebut menembus kepala bagian belakang sisi kiri Yosua melalui hidung mengakibatkan adanya luka bakar pada cuping hidung sisi kanan luar, lintasa anak peluru telah mengakibatkan rusaknya tulang dasar tengkorak pada dua tempat yang mengakibatkan kerusakan tulang dasar rongga bola mata bagian kanan dan menimbulkan resapan darah pada kelopak bawah mata kanan yang lintasan anak peluru telah menimbulkan kerusakan pada batang otak.

"Selanjutnya terdakwa Ferdy Sambo dengan akal liciknya untuk menghilangkan jejak serta untuk mengelabuhi perbuatan merampas nyawa korban Nofriansyah Yosua Hutabarat, kemudian terdakwa Ferdy Sambo menembak ke arah dinding di atas tangga beberapa kali lalu berbalik arah dan menghampiri korban Nofriansyah Yosua Hutabarat lalu menempelkan senjata api HS milik korban Nofriansyah Yosua Hutabarat ke tangan kiri korban Nofriansyah Yosua Hutabarat," tutur JPU.

Perbuatan itu dengan tujuan seolah-olah telah terjadi tembak menembak antara Richard dengan Yosua.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya