Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Disuntik Obat Kadaluarsa, 10 Pasien Leukimia Anak-anak di Yaman Meregang Nyawa

MINGGU, 16 OKTOBER 2022 | 08:19 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sedikitnya 10 anak pasien leukimia di Yaman meninggal dunia, sementara puluhan lainnya masih dalam kondisi kritis setelah menjalani pengobatan kanker dengan obat kadaluarsa di Sanaa, ibukota Yaman.

Laporan dari Kementerian Kesehatan pada Jumat (14/10) mengatakan, anak-anak itu berusia antara tiga dan 15 tahun, yang meninggal di Rumah Sakit Kuwait Sanaa usai disuntik dengan obat-obatan dari beberapa klinik swasta.

Keluarga dari salah satu anak yang meninggal mengatakan bahwa putra mereka merasakan sakit dan kram yang luar biasa, setelah menerima perawatan kemoterapi yang kadaluwarsa, setelah itu meninggal dalam lima hari kemudian.

“Hal terburuk adalah bahwa administrasi rumah sakit berusaha menyembunyikan kebenaran dari kami," kata ayah dari seorang anak laki-laki itu, seperti dimuat Associated Press pada Sabtu (15/10).

Menurut pejabat kesehatan, sejauh ini 19 anak telah meninggal dunia dan sekitar 50 anak lainnya saat ini masih berada di unit yang sama, lantaran menerima pengobatan kemoterapi hasil selundupan yang dikenal sebagai Methotrexate, yang awalnya diproduksi di India.

Perang Yaman yang dimulai sejak tahun 2014 ini telah menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan terparah dan kurangnya akses ke sumber daya dasar, termasuk makanan dan obat-obatan, yang menjadi penyebab terciptanya jaringan penyelundupan besar untuk memasok barang-barang yang dibutuhkan.

Pejabat Houthi dikabarkan diam-diam bekerja dengan para penyelundup obat-obatan yang sering menjual obat kedaluwarsa ke klinik swasta dari stok gudang penyimpanan di seluruh negeri.

Saat ini Kementerian Kesehatan tengah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut. Dalam pernyataannya kemarin, mereka menyalahkan insiden kematian ini kepada pasukan koalisi Saudi, karena telah menyebabkan kurangnya pasokan obat-obatan yang tersedia di daerah-daerah yang dikuasai Houthi.

Konflik Yaman saat ini memasuki tahun kedelapan, dan telah memakan korban lebih dari 150 ribu nyawa. Kegagalan untuk memperpanjang gencatan senjata nasional pada awal Oktober ini dikhawatirkan dapat mengancam pertumpahan darah yang akan kembali terjadi lagi, setelah jeda selama enam bulan dilakukan dalam pertempuran.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya