Berita

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam/RMOL

Politik

Komnas HAM Teliti Kandungan Gas Air Mata yang Dipakai Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan

RABU, 12 OKTOBER 2022 | 21:38 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kandungan gas air mata yang dipakai polisi dalam tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, diteliti oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menjelaskan, pihaknya menggandeng ahli dalam meneliti kandungan gas air mata tersebut.

"Kami tidak bisa mengidentifikasi, makanya kami bekerjasama dengan teman-teman di Malang sana termasuk laboratoriumnya," ujar Anam dalam jumpa pers di Kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).

Anam menjelaskan, maksud dari langkah Komnas HAM meneliti kandungan gas air mata yang dipakai polisi dan ditembakan usai laga Arema-Malang karena sejumlah supporter  masuk ke lapangan, yaitu untuk memastikan efek kesehatan bagi yang terkena.

"Dengan menguji gas air mata, kita ingin melihat apa yang terkandung, zat kimia yang terkandung di sana, dan bagaimana efeknya terhadap kesehatan," ucapnya menegaskan.

Selain itu, Anam juga memaparkan pemicu Komnas HAM hingga akhirnya memutuskan meneliti kandungan gas air mata tersebut.

Dia menceritakan, ketika Tim Investigasi Komnas HAN melakukan penelusuran h+1 usai kejadian, ditemukan selongsong gas air mata di Stadion Kanjuruhan yang ternyata masih panas dan terasa perih di mata.

Ditambah, Komnas HAM juga melihat efek yang dialami para korban selamat daritragedi Kanjuruhan yang terkena gas air mata ternyata ada yang mengalami kejang-kejang dan tidak bisa membuka mata berhari-hari, serta bahkan matanya sampai ada yang berwarna merah kecokelatan.

Sementara itu, para korban meninggal dunia menunjukkan profil wajah berwarna biru dan mengeluarkan busa dari mulutnya.

"Kami berharap laboratorium yang kami gunakan secepat mungkin memberikan hasilnya kepada kami. Kami tidak punya kemampuan meneliti kandungannya apa," demikian Anam menambahkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya