Berita

Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin/Net

Dunia

Kecam Paket Sanksi Kedelapan UE untuk Rusia, Serbia: Kami Seperti Dipaksa Membeli Minyak Irak yang Lebih Mahal

JUMAT, 07 OKTOBER 2022 | 07:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Paket sanksi terbaru Uni Eropa yang menargetkan ekspor minyak Rusia mendapat kecaman dari Pemerintah Serbia.

Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin dalam pernyataannya mengatakan bahwa pembatasan transportasi laut untuk minyak Rusia akan membuat harga lebih mahal bagi Beograd dan pasti akan sangat memukul perekonomian negara.

"UE adalah tempat penghinaan dan penderitaan masa depan kita," kata Vulin, seperti dikutip dari RT, Jumat (7/10).

"Beograd sekarang akan dipaksa untuk membeli minyak Irak yang lebih mahal dan dengan demikian kehilangan ratusan juta euro," katanya, menuduh negara tetangga Kroasia, yang merupakan negara anggota Uni Eropa, melobi untuk langkah-langkah baru itu.

Vulin mengatakan satu-satunya fitur konsisten dari kebijakan UE adalah balas dendam pada negara-negara bebas, dan mencela fakta bahwa negara-negara Balkan Barat tidak dibebaskan dari tindakan anti-Rusia terbaru.

"Uni Eropa tidak hanya memperkenalkan paket sanksi kedelapan untuk Rusia, tetapi juga memberi paket sanksi pertama terhadap Serbia,” kata Vulin.

Tak hanya Vulin, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic juga ikut mengkritisi sanksi baru tersebut.

"Sanksi diberlakukan dengan mengorbankan kehidupan dan standar hidup semua orang Serbia," kata Brnabic kepada penyiar Happy TV Serbia.

"Ini akan menelan biaya ratusan juta euro," ujarnya.

"Apa yang mereka pikir akan mereka lakukan terhadap Rusia, mereka lakukan juga kepada kami karena kami bergantung pada pipa minyak di Kroasia," tambahnya.

Brussel, katanya, menggunakan energi untuk pemerasan dan pembalasan politik.

Sebelumnya pada Kamis, UE mengumumkan paket pembatasan kedelapan di Rusia yang mencakup batas harga dan pembatasan lebih lanjut pada transportasi laut minyak mentah dan produk minyak Rusia ke negara ketiga.

Ini tentu ikut berpengaruh pada Serbia, sebab negara itu mengimpor minyak Rusia melalui laut lewat terminal pelabuhan Kroasia di Pulau Krk, yang kemudian diangkut melalui pipa ke wilayah Serbia.

Langkah-langkah baru akan membuat impor semacam itu setidaknya 20bperssn lebih mahal, menurut media Serbia.

Juni lalu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic memperingatkan bahwa negaranya tidak akan dapat mengimpor minyak Rusia setelah 1 November karena sanksi Uni Eropa.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya