Berita

Peta wilayah sengketa maritim antara Lebanon dan Israel/Net

Dunia

Ditengahi Amerika, Lebanon dan Israel Mulai Bahas Perbatasan Maritim

SENIN, 03 OKTOBER 2022 | 08:48 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Setelah lebih dari satu dekade Israel mencari kesepakatan dengan Lebanon terkait perbatasan maritimnya. Kini rancangan perjanjian itu telah diajukan oleh utusan AS untuk menyelesaikan klaim perbatasan.

Isarel memuji proposal yang diajukan oleh Amos Hochstein tersebut, pihaknya berjanji akan memberikan secepat mungkin. Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan kepada kabinetnya pada Minggu (2/10) bahwa proposal AS akan memperkuat keamanan serta ekonomi Israel.

“Pemerintah saat ini sedang membahas rincian akhir, jadi belum mungkin untuk memuji kesepakatan yang sudah selesai. Namun, seperti yang kami tuntut sejak awal, proposal itu melindungi kepentingan diplomatik keamanan penuh Israel, serta kepentingan ekonomi kami,” ujar Lapid, yang dimuat RFI pada Minggu(2/10).

Lebanon dan Israel diketahui tidak memiliki hubungan diplomatik, perbatasan darat mereka dijaga oleh PBB. Kedua negara ini terus bersaing atas ladang gas lepas pantai Karish.

Mereka sempat membuka kembali negosiasi di perbatasan maritim pada tahun 2020, akan tetapi prosesnya terhenti oleh permintaan Lebanon agar peta yang digunakan oleh PBB dalam pembicaraan diubah. Ketegangan dan ancaman serangan terus dikatakan oleh kedua negara.

Namun kini Kepala gerakan Syiah Lebanon Hizbullah, Hasan Nasrallah pada Sabtu(1/10) telah menyebut proposal AS sebagai langkah yang sangat penting. Tampaknya Lebanon juga telah membuka diri dari proposal ini.

Sementara itu Lapid menambahkan, bahwa ia tidak menentang pengembangan ladang gas Lebanon tambahan. Ia mengaku akan menerima bagian yang layak ia terima dalam referensi yang jelas ke ladang Qana, di bawah mekanisme pembagian pendapatan yang diusulkan oleh AS.

Mendengar hal tersebut, mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, seorang elang kebijakan luar negeri yang tengah berupaya merebut kembali kekuasaan menanggapi pernyataan Lapid.

Netanyahu menuduh Lapid memberi Hizbullah wilayah Israel yang berdaulat dengan ladang gas besar milik negara Yahudi, tanpa merinci perairan Israel mana yang dia yakini sedang diserahkan. Ia lebih lanjut mengatakan Lapid telah dengan malu menyerah pada ancaman Nasrallah.

Sementara Lapid membalas perkataan tersebut dengan menuduh Netanyahu membuat pengumuman yang tidak bertanggung jawab yang dapat merusak kepentingan keamanan Israel.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya