Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Kementerian Luar Negeri Afghanistan Kecam Penutupan Sekolah untuk Perempuan

RABU, 28 SEPTEMBER 2022 | 08:46 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

RMOL.  Pelarangan sekolah bagi anak perempuan di Afghanistan mendapat kritiikan keras dari Kementerian Luar Negeri.

Sher Mohammad Abbas Stanekzai, deputi politik Kementerian Luar Negeri, mengatakan bahwa tidak ada alasan Islam melarang pendidikan anak perempuan dan tidak ada alasan sekolah ditutup bagi anak perempuan.

Stankzai menambahkan bahwa penutupan sekolah  menengah atas untuk anak perempuan meningkatkan jarak antara negara dan pemerintah.

"Pendidikan adalah wajib bagi pria dan wanita. Para ulama yang mulia, yang hadir di sini, tidak ada yang bisa menyangkal hal itu," katanya.

Menurutnya, tidak ada alasan untuk mebantah apa yang dia katakan karena hal tersebut merupakan kebenaran, bahwa pendidikan adalag mutlak untuk siapa saja.

"Pendidikan harus ditingkatkan sesegera mungkin. dan gerbang sekolah di Afghanistan harus segera dibuka untuk semua orang," katanya.

Senada dengan  Stanekzai, Mohammad Khaled Hanafi, Penjabat Menteri Urusan Umum, menganggap perempuan boleh mempelajari ilmu duniawi.

Sejumlah pakar politik menilai ada perbedaan pendapat terkait dibukanya kembali sekolah putri.

Sejumlah anak perempuan yang putus sekolah menginginkan Imarah Islam segera membuka sekolahnya.

Sana, seorang siswa, memiliki sudut pandang ini, "Kami meminta Kementerian Pendidikan untuk membuka sekolah untuk anak perempuan. Saat ini, siswa kehilangan harapannya."

Pendapat tentang nasib sekolah perempuan di negara itu muncul ketika Maulvi Habibullah Agha, mantan ketua Dewan Provinsi Kandahar, yang baru-baru ini diangkat sebagai Pejabat Menteri Pendidikan, mengatakan bahwa ia belum menerima bisa pendidikan formal bag perempuab.

Penunjukan Agha merupakan "kemunduran" bagi upaya beberapa pemimpin Taliban untuk membuka kembali sekolah perempuan di Afghanistan.

Taliban memerintahkan penutupan sekolah menengah untuk anak perempuan di seluruh Afghanistan tak lama setelah kelompok itu mengambilalih pemerintahan  Afghanistan  pada 15 Agustus 2021.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya