Berita

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meninggalkan ruangan pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sesaat setelah menyampaikan pidato/Repro

Dunia

Di Pertemuan DK PBB: Saat Blinken Bicara, Lavrov Langsung Keluar dari Ruangan

JUMAT, 23 SEPTEMBER 2022 | 08:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia kembali menjadi sorotan dan kritikan ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meninggalkan ruangan pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sesaat setelah menyampaikan pidato.

Lavrov berjalan keluar usai menyampaikan kecamannya terhadap pasukan Ukraina yang melakukan "tindakan ilegal" dengan menyerang “warga Donbas yang damai.”

Lavrov tiba di pertemuan itu terlambat. Setelah menyampaikan pidatonya, tak lama ia pergi dan menolak untuk tetap berada di sana  untuk menyimak pidato dari AS yang menuduh Rusia melakukan kejahatan perang dan melanggar Piagam PBB.


Blinken dalam pidatonya mengkritik Rusia atas perangnya di Ukraina termasuk negara-negara yang terus mempertahankan “hubungan dekat” dengan Moskow. Saat Blinken berbicara, Lavrov bangki dari kursinya dan pergi.

Melihat pemandangan seperti itu, seorang pejabat AS mengkritik Lavrov, mengatakan bahwa Lavrov tampaknya tidak tahan mendengar pesan yang jelas dan berulang-ulang tentang kecaman atas perang Rusia melawan Ukraina.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengkritik Lavrov saat tiba pada gilirannya untuk bicara di sesi tersebut. Ia mengecam sikap Lavrov  yang  hanya berada di pertemuan Dewan Keamanan PBB di Ukraina untuk waktu yang singkat dan melewatkan kritikan terhadap Rusia dari diplomat Barat.

"Dia telah meninggalkan ruangan, saya tidak terkejut," katanya. “Saya tidak berpikir Tuan Lavrov ingin mendengar kecaman kolektif dari dewan ini,”  katanya.

Lavrov dalam pidatonya menuduh Ukraina dan sekutu Barat "kebal hukum" di wilayah Donbas timur, mengklaim bahwa Kyiv menolak hak-hak dasar penduduknya yang sebagian besar berbahasa Rusia.

“Orang-orang disana hidup dalam keterbatasa, dengan ditolak hak pensiun mereka, subsidi mereka, akses ke pendidikan, dan hak-hak sipil dasar,” kata Lavrov.

Dia berargumen bahwa Ukraina dan sekutunya �" Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat �" berusaha untuk meluncurkan narasi  yang sama sekali berbeda tentang agresi Rusia.

Alih-alih membujuk Kyiv untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk yang mengakhiri perang Donbas pada tahun 2014,  Barat malah mengabaikan tindakan represif Ukraina, termasuk “mengusir” orang-orang berbahasa Rusia di Donbas.

Dia juga mengatakan Baratlah yang akhirnya memaksa Rusia untuk meluncurkan "operasi militer khusus". Barat berusaha  melindungi keamanannya sendiri dan  menggunakan tangan orang lain.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya