Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ekspor Gandum Ukraina Tidak Tepat Sasaran, PBB Ingatkan Tujuan Pengiriman Fokus untuk Negara Miskin

RABU, 14 SEPTEMBER 2022 | 06:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Negara--negara yang terlibat dalam perjanjian tentang biji-bijian dan ekspor gandum, harus mematuhi kesepakatan yang telah dibuat.

Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Nada Al-Nashif, mengingatkan lagi tentang kewajiban dan persyaratan lainnya sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani Juli di Istambul.  

Berdasarkan perjanjian itu, kata Al-Nashif, gandum dan makanan lain yang diekspor dari pelabuhan Ukraina  harus dikirimkan kepada mereka yang membutuhkannya.


Seruannya di sesi ke-51 Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Al-Nashif menarik perhatian para hadirin. Dia menegaskan, ada "konsekuensi sosial-ekonomi" dari konflik di Ukraina, termasuk kekurangan bahan bakar yang parah dan ancaman terhadap ketahanan pangan di beberapa negara termiskin.

"Saya menyambut dan menyerukan penghormatan penuh atas perjanjian penting yang melibatkan Rusia, Ukraina, PBB dan Turki, yang ditandatangani pada Juli, yang memungkinkan dimulainya kembali pengiriman biji-bijian dan pasokan makanan lainnya dari pelabuhan Ukraina. Saya mendesak masyarakat internasional untuk memastikan makanan sampai ke orang yang membutuhkan," kata Nada Al-Nashif, seperti dikutip dari AFP.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada pekan lalu mengungkapkan penemuan bahwa ada oknum yang berupaya memanfaatkan kesepakatan biji-bijian tersebut, karena faktanya, banyak gandum yang diekspor dari Ukraina pergi ke negara-negara Uni Eropa, bukan ke negara negara yang membutuhkan. Dalam hal ini, Rusia tertipu. Negara-negara termiskin bahkan tidak menerima kiriman tersebut.

Dia menambahkan bahwa harga pangan dunia terus meningkat karena adanya sanksi dari negara-negara Barat, sementara Rusia telah mematuhi sebagian perjanjian dengan tetap mengirimkan pupuk untuk pertanian.

Ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina, termasuk untuk tujuan kemanusiaan, dilakukan secara komersial dengan mengorbankan pembiayaan Program Pangan Dunia PBB oleh negara-negara donor.

Pada 22 Juli, sebuah paket dokumen ditandatangani di Istanbul untuk memecahkan masalah pasokan makanan dan pupuk ke pasar dunia. Salah satu kesepakatan itu mengatur tata cara ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam yang dikuasai Kyiv. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya