Berita

Pengamat intelijen, keamanan dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati/RMOL

Politik

Ini Saran Nuning Kertopati Agar Data Pribadi Tak Mudah Bocor

RABU, 14 SEPTEMBER 2022 | 01:02 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Bocornya data pribadi di Indonesia bukan hal baru. Untuk mencegah hal itu pemerintah perlu membangun regulasi yang kuat sehingga kebocoran data pribadi tidak lagi terulang.

Pengamat intelijen, keamanan dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyarankan agar pemerintah mengesahkan UU Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) sesegera mungkin.

“Namun dengan isi yang kuat, misalnya soal denda dan hukuman bagi lembaga (PSE, Penyelenggara Sistem Elektronik) yang mengalami kebocoran data,” kata Nuning kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa malam (13/9).


Dalam susunan UU PDP itu, menurut Nuning tempatkan PSE bukan sebagai korban melainkan pihak yang bertanggung jawab atas data yang dikelola.

Dalam UU PDP juga, saran Nuning dibentuk komisi PDP yang independent. Setara dengan komisi negara lain seperti KPK dan KPU.

“Bukan berada di bawah Kementrian seperti usul Kominfo agar Komisi PDP berada dibawah mereka. Ini penting, melihat bagaimana dalam kasus kebocoran data registrasi nomor seluler, Kominfo tidak bisa dengan terang membuka siapa yang bertanggung jawab, padahal Kominfo sendiri yang seharusnya bertanggung jawab, ini tentu bukan preseden yang baik bagi penguatan keamanan siber di tanah air,” ujarnya.

Terkait dengan kasus Bjorka yang tengah viral ini, menurut Nuning pemerintah perlu mengambil langkah penindakan yaitu dengan membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgassus) untuk mengejar pelaku hacking dan pembocoran data pribadi.

“Satgassus ini bisa dari berbagai elemen, pemerintah, akademisi, professional, pakar dan komunitas hacker tanah air,” ujar dia.

Disisi lain, perlu adanya audit digital forensic ke seluruh kementerian lembaga, pemerintah pusat/daerah, TNI/Polri sehingga diketahui dengan lebih detail dimana saja ancaman kebocoran data dan peretasan ini terjadi.

“Evaluasi pada berbagai aplikasi dan sistem informasi yang dimiliki pemerintah, seperti diinfo Kemenkeu ada lebih dari 24 ribu aplikasi dan lebih dari 2.700 database. Ini perlu segera dilakukan evaluasi sehingga bisa dibuat superapps dan satu data nasional,” demikian Nuning Kertopati.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya