Berita

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi wilayah terdampak banjir di Pakistan/Net

Dunia

Kunjungi Pakistan, Sekjen PBB: Belum Pernah Melihat Bencana Banjir Separah Itu

MINGGU, 11 SEPTEMBER 2022 | 11:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Setelah kunjungannya ke lokasi terdampak banjir di Pakistan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku tak dapat berkata apa-apa setelah melihat begitu parahnya bencana yang menimpa puluhan juta warga di Islamabad.

"Saya telah melihat banyak bencana kemanusiaan di dunia, tetapi saya belum pernah melihat bencana iklim dalam skala banjir di Pakistan, saya sungguh tidak punya kata-kata untuk menggambarkan itu," katanya seperti dimuat ANI News, pada Minggu (11/9).

Menurut Guterres, dukungan keuangan besar-besaran untuk Pakistan saat ini adalah kebutuhan yang paling mendesak. Ini bukan masalah solidaritas atau kemurahan hati tetapi masalah keadilan, di mana Pakistan harus membayar harga dari sesuatu yang diciptakan oleh orang lain.

Bersamaan dengan itu, Sekjen PBB juga menyerukan tanggung jawab moril dan materil dari negara-negara industri kaya yang dinilai ikut andil dalam memperburuk perubahan iklim di dunia.

"Negara-negara kaya secara moral bertanggung jawab untuk membantu negara-negara berkembang seperti Pakistan untuk pulih dan beradaptasi dengan bencana yang disebabkan oleh iklim," tegasnya.

Melalui kunjungannya ke lokasi banjir, Guterres berharap dapat menggalang lebih banyak dukungan untuk membantu memulihkan Pakistan, mengingat dana yang terkumpul saat ini telah ada lebih dari Rp 444,9 triliun.

Pada Sabtu (10/9), Sekjen PBB mengunjungi beberapa daerah banjir di Pakistan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan global pada bencana paling parah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Rekor curah hujan monsun yang berkali lipat lebih tinggi dari biasanya, telah menyebabkan banjir bandang di Pakistan selama berbulan-bulan.

Dilaporkan bahwa bencana ini telah berdampak pada 33 juta penduduk Islamabad yang menimbulkan hancurnya bangunan, kelaparan dan berbagai penyakit, hingga kematian ribuan orang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya