Berita

Duta Besar Nepal untuk China Bishnu Pukar Shrestha/Net

Dunia

Dubes Nepal Bantah Negaranya Kena Jebakan Utang China Lewat Proyek Kereta Api Cepat

SELASA, 06 SEPTEMBER 2022 | 09:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tudingan bahwa Nepal terkena jebakan utang China lewat proyek kereta api cepat dibantah Duta Besar Bishnu Pukar Shrestha.

Lewat sebuah wawancara dengan media China, Global Times, Pukar Shrestha bahkan memuji proyek kereta api China-Nepal sebagai jalan menuju kemakmuran dan bisa menjadi proyek abad ini bagi negaranya.

Menurutnya, proyek kereta api memiliki prospek dan peluang besar bagi Asia Selatan untuk mendapatkan keuntungan.


"Dan jika India mempelajarinya, mereka akan menemukan bahwa proyek kereta api ini memiliki potensi konektivitas yang sangat besar antara China dan Asia Selatan," katanya.

Terkait tuduhan beberapa media bahwa proyek ini akan menyeret Nepal ke dalam jebakan utang, Pukar Shrestha membantahnya. Ia  tidak melihat adanya jebakan hutang dalam hal ini, karena tidak ada diskusi tentang pinjaman atau hutang yang menjadi bagian dari proyek Kereta Api China-Nepal.

"Mereka yang telah menulis hal-hal seperti itu mungkin telah salah informasi," kata diplomat itu.

Nepal dan China, katanya, bernegosiasi untuk modalitas keuangan dalam setiap proyek berdasarkan keuntungan bersama sambil memperhatikan kelayakan sosio-ekonomi dari proyek-proyek tersebut.

"Mereka yang berbicara tentang 'jebakan utang' hanya membuat informasi yang salah dan membuat keributan di media," ujarnya.

Pada 10 Agustus, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Nepal Narayan Khadka yang sedang berkunjung di Qingdao, Provinsi Shandong. Dalam pertemuan tersebut, Wang mengumumkan bahwa China akan menggunakan dana bantuan untuk Nepal untuk mendukung studi kelayakan jalur kereta api lintas batas China-Nepal, dan akan mengirim para ahli ke Nepal untuk melakukan pekerjaan survei dalam tahun ini.

"Studi kelayakan berarti proyek perkeretaapian telah dimulai. Jika itu menunjukkan proyek layak, saya pikir akan terlihat hasil akhirnya.  Kami percaya bahwa jika China berkomitmen, tidak ada yang tidak mungkin. Orang Nepal berpikir seperti ini, seperti kebanyakan orang Nepal mendukung China dan pembangunannya," kata Pukar Shrestha.

Proposal untuk jalur kereta api China-Nepal dibuat pada tahun 2016. Jalur kereta api tersebut akan menghubungkan Xigaze di Daerah Otonomi Xizang China Barat Daya dan Kathmandu, ibu kota Nepal. Namun, beberapa laporan media melemparkan sejumlah isu pada proyek yang sangat dinanti ini, mengutip apa yang disebut masalah utang atau keamanan untuk India.

Selama wawancara, Duta Besar mengatakan bahwa hubungan Nepal dengan India dan China kuat dan historis. Namun, mereka memiliki dinamisme dan dimensinya sendiri.

"Tetapi saya ingin menjelaskan bahwa Nepal dan China tidak bekerja untuk proyek apa pun yang akan merugikan India. Saya tidak berpikir proyek kereta api ini memiliki implikasi keamanan apa pun bagi siapa pun," ujarnya.

Menurut Dubes, rel kereta api tidak direncanakan atau dibangun untuk mengangkut personel militer, seperti anggapan sebagian orang.

"Selalu ada beberapa orang yang menentang hal-hal yang benar. Ada juga banyak orang yang ingin menerapkan hal-hal yang benar. Konektivitas kereta api membawa potensi besar dalam perdagangan dan pariwisata, penciptaan lapangan kerja dan kondisi sosial-ekonomi yang menggembirakan," kata diplomat itu.

Dia mencatat bahwa mereka telah melihat dampak positif yang dibawa oleh Kereta Api China-Laos yang dibuka beberapa bulan lalu.

"Ini juga membuat kami bersemangat. Itu sebabnya orang Nepal sangat senang setelah mendengar pengumuman ini. Kami yakin ini bisa segera terwujud," katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya