Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net
Harga BBM bersubsidi yang baru saja dinaikkan oleh pemerintah pada akhir pekan kemarin menyisakan pertanyaan besar tentang logika berpikir Menteri Keuangan Sri Mulyani. Di mana logika menkeu terbaik dunia itu terkesan selalu menakut-nakuti rakyat.
Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna menilai Sri Mulyani selalu memainkan logika bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan selalu jebol karena subsidi BBM yang menjulang tinggi.
“Bahkan, usai harga Pertalite, Solar, dan Pertamax digenjot harganya rerata 30-an persen, pada Sabtu 3 September lalu, lagi-lagi Menkeu kembali mengumumkan APBN akan tetap jebol Rp 647 triliun,†urainya saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/9).
Setelah memainkan logika itu, Sri Mulyani lantas menyalahkan kebijakan subsidi kepada rakyat. Padahal subsidi adalah bagian dari kewajiban negara dalam melindungi rakyat.
Mukhaer Pakkanna pun bertanya-tanya, apakah tidak ada logika lain yang bisa dimainkan Sri Mulyani selain memaparkan APBN jebol dan kemudian mengusulkan pencabutan subsidi.
Sri Mulyani, sambungnya, bisa saja mengumumkan tentang logika penerimaan negara. Misalnya, ke mana dan berapa besar hasil devisa ekspor digunakan, serta ditempatkan di mana hasil devisa itu.
“Kenapa cadangan devisa kita melorot, hanya karena untuk bayar utang luar negeri? Kenapa tidak berani melakukan moratorium anggaran pembangunan IKN dan infrastruktur yang tidak terlalu prioritas? Pangkas tunjangan-tunjangan pejabat tinggi negara dan BUMN? Telusuri berbagai kebocoran anggaran negara?†cecar Mukhaer Pakkanna.
Selain itu, Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah ini juga bertanya-tanya mengapa Sri Mulyani tidak berani melakukan terobosan dengan membeli atau mengimpor minyak dari Rusia yang harganya 30 persen lebih murah dari harga pasar. Apakah Sri Mulyani takut melakukan itu karena khawatir diembargo Amerika Serikat dan sekutu.
“Kemana program B-40 (biodiesel CPO) untuk menekan impor minyak? Intinya jangan nakuti-nakuti rakyat tentang subsidi BBM yang dituduh bu Sri itu selalu bermasalah,†tutupnya.