Berita

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya/Net

Politik

Direktur Indef: Di Antara Opsi yang Buruk, Menyesuaikan Subsidi BBM Harus Diambil untuk Seimbangkan APBN

SENIN, 05 SEPTEMBER 2022 | 15:26 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah dilakukan pemerintah sangat penting untuk bisa kembali menyeimbangkan seluruh fungsi utama APBN. Pasalnya, subsidi BBM yang diambil dari APBN selama ini masih belum tepat sasaran dalam distribusinya.

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menjelaskan, ada kondisi trade off antara stabilisasi dan distribusi karena yang diuntungkan adalah masyarakat menengah ke atas.

"Di mana Pertalite 80 persen dinikmati atau dikonsumsi subsidinya oleh masyarakat mampu, yang Solar bahkan 95 persen,” kata Berly kepada wartawan, Senin (5/9).

Maka dari itu, kata dia, dengan adanya ketidakseimbangan fungsi yang terjadi terkait APBN, sangat penting bagi pemerintah untuk berupaya kembali membuatnya seimbang kembali.

“Jadi tidak balance antara fungsi-fungsi ini. Sehingga (pemerintah) harus memilih, harus memprioritaskan bagaimana caranya mengalokasikan, itu fungsi ketiga APBN; harus dihitung yang dampaknya tinggi ke masyarakat,” terangnya.

Bukan hanya karena tidak tepat sasaran, sambungnya, subsidi BBM yang selama ini membebani APBN ternyata nilainya juga sudah tinggi.

“Ketika kita hitung, kemarin kalkulasinya ternyata tidak cukup hingga (APBN) ditambah menjadi Rp 252,5 triliun itu masih tidak cukup, ternyata masih perlu ditambah lagi Rp 195,6 triliun sehingga totalnya Rp 448,1 triliun. Itu berarti dari APBN belanja sekitar Rp 3.000 triliun itu sekitar 15 persen," katanya.

"Kalau itu diteruskan, sampai akhir tahun kita biarkan itu 15 persen mendekati alokasi untuk pendidikan 20 persen. Ini kan tidak lebih penting dari pendidikan, apalagi dari segi distribusinya tidak tepat sasaran,” ungkap Berly lagi.

Masih kata Berly, dia juga mengungkap pentingnya menjaga keberimbangan antara ketiga fungsi utama dari APBN, yakni stabilisasi, distribusi dan alokasi adalah supata anggaran negara terus cukup untuk mengawal agenda pemulihan ekonomi.

Beberapa hal yang menurutnya sangat penting dan tidak boleh dikorbankan hanya demi terus memperbesar APBN untuk subsidi BBM adalah mengenai pendidikan dan juga infrastruktur.

“Selain itu, negara juga tidak mungkin terus melakukan utang karena pasti akan dipertanggungjawabkan. Untuk itu, langkah lebih cermat adalah dengan mengurangi tekanan pada APBN, yakni melakukan penyesuaian harga BBM,” tuturnya.

Bahkan, ekonom Universitas Indonesia ini menegaskan, bahwa sejatinya kebijakan untuk melakukan penyesuaian harga BBM sendiri diambil pemerintah karena terpaksa dan sebagai sebuah opsi paling akhir daripada harus menghadapi beberapa hal buruk lainnya.

“Jadi diantara opsi-opsi yang buruk ya, dalam pemerintah itu bukan antar opsi yang baik semua dengan yang buruk semua. Jadi ini trade off diantara opsi yang ada ya ini (penyesuaian harga BBM) yang terpaksa diambil seperti kata Pak Presiden,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya