Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi/RMOL
Penghentian siaran televisi analog merupakan cara konkrit Indonesia dalam melakukan percepatan transformasi digital. Pasalnya, Indonesia adalah negara yang paling lambat melakukan migrasi ke televisi digital.
Dikatakan anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi, bahwa televisi yang sudah digital memiliki banyak siaran dan informasi sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dalam memperkaya pengetahuan.
"Televisi dengan digital, bukan hanya gambar saja yang lebih baik, tetapi kontennya juga beragam dan informasi-informasi edukasi yang bermanfaat," ujar Bobby dalam sosialisasi
analog switch off (ASO) di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/8).
Legislator Partai Golkar ini juga mengajak para peserta dan masyarakat Sumatera Selatan untuk membantu dan mendukung kesuksesan ASO secara nasional.
"Kami memerlukan bantuan bapak-ibu yang mengikuti kegiatan ini untuk menginformasikan bahwa
set top box (STB) diperlukan untuk migrasi ke televisi digital," terangnya.
"Semakin cepat penyebaran masyarakat tahu dan beralih ke televisi digital, maka semakin cepat pemerintah menyelesaikan proses ASO ini," imbuhnya.
Sementara itu, staf khusus Kementerian Komunikasi dan Informasi, Rosarita Niken Widiastuti menjelaskan, urgensi digitalisasi penyiaran. Utamanya, untuk kepentingan masyarakat untuk mendapatkan siaran yang berkualitas.
Lalu kedua, lanjutnya, sebagai efisiensi penggunaan frekuensi guna mendorong ekonomi digital dan industri.
"Ketiga, dengan adanya efisiensi tersedianya digital dividen untuk alokasi frekuensi Broadband 5G yang akan digunakan," pungkasnya.