Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Diduga Curi Emas dari Tambang Australia, Perusahaan China Juga Bunuh Puluhan Karyawan di Afrika Barat

JUMAT, 02 SEPTEMBER 2022 | 13:27 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sebuah perusahaan tambang asal China, Shaanxi Ghana Limited, dilaporkan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang menewaskan puluhan penambang lokal ketika beroperasi di Afrika Barat.

Selain melakukan pelanggaran HAM, perusahaan ini juga diduga telah menambang emas tanpa izin di bawah area konsesi milik perusahaan tetangga.

Penyelidikan yang dilakukan oleh Sydney Morning Herald selama setahun menunjukkan perusahaan itu menggali terowongan panjang untuk mencuri sejumlah besar emas bernilai puluhan juta dolar di area pertambangan perusahaan milik Australia, Cassius Mining Limited.


Kedua perusahaan ini sama-sama datang ke Afrika Barat untuk menambang emas. Akan tetapi, saat ini mereka tengah terlibat perselisihan atas klaim pelanggaran, pencurian, serta kematian lebih dari puluhan penambang.

Cassius menduga poros Shaanxi mengalir sedalam 500 meter di bawah tanah dan memiliki terowongan horizontal menuju konsesi Australia.  Sementara menurut penyelidikan laser bawah tanah mereka mengkonfirmasi bahwa terowongan Shaanxi jauh lebih luas daripada yang mereka ungkapkan kepada publik.

Bentrokan pecah antara kedua kubu, saat penambang Cina mencoba secara paksa untuk memblokir Cassius memasuki area tertentu dengan meletakkan bahan peledak di pintu masuk poros mereka.  

Atas kejadian ini manajer pertambangan Australia, Andrew Head, mengaku masih trauma dengan kematian puluhan penambang di dalam tambang tersebut.

"Suatu hari ketika kami pergi ke satu daerah, orang-orang China mulai melarikan diri, mereka meletakkan bahan peledak di dekatnya untuk menunjukkan kepada kami bahwa kami tidak seharusnya berada di tambang," kata salah satu anggota tim Cassius.

Cassius saat ini telah membuat laporan. Dalam laporannya ini mereka menemukan adanya kemungkinan besar bahwa Shaanxi melanggar lima tingkat konsesi Cassius, tepat di sepanjang perbatasan timur dan utaranya. Bukti-bukti pun telah dikumpulkan yang menunjukkan bahwa Shaanxi menambang dan mengeksplorasi lisensi milik Cassius.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya