Berita

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov/Net

Dunia

Lavrov: Kami Tidak Hanya Memiliki Piagam PBB, tetapi Juga Sekelompok Besar Negara di Pihak Kami

KAMIS, 01 SEPTEMBER 2022 | 14:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Semua orang harus mampu berdiri di atas kakinya sendiri dan tidak boleh tergantung kepada orang lain. Bagaimanapun, kitalah yang lebih memahami kemampuan diri dan langkah apa yang harus diambil.

Kalimat itu tersirat dalam pidato Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah peringatan Educational Marathon Znaniye (Pengetahuan) pada Rabu (31/8).

Begitu juga halnya dengan Rusia, yang menurutnya tidak memiliki orang lain selain dirinya yang dapat diandalkan.

“Seperti yang bisa kita lihat, reaksi Barat terhadap pelaksanaan operasi militer khusus, jelas menunjukkan bahwa sejak awal bersikap ingin melemahkan (Rusia). Itu telah diakui sendiri oleh beberapa ilmuwan politik di Barat, mereka memecah belah negara kita," katanya seperti dikutip dari TASS.

"Selama era yang kita jalani sekarang, dan ini adalah era, periode sejarah yang panjang, kita harus siap untuk menyadari bahwa kita tidak memiliki siapa pun untuk diandalkan selain diri kita sendiri," lanjutnya.

Barat tidak memiliki kemampuan untuk bernegosiasi, bahkan mereka tidak menghormati komitmen. "Bahkan, janjinya untuk tidak memperluas NATO ke timur dan untuk mematuhi prinsip-prinsip keamanan yang tak terpisahkan, telah dibuang ke tempat sampah," kata Lavrov.

Sejauh ini Rusia mencoba untuk mematuhi agenda yang didasarkan pada prinsip-prinsip Piagam PBB dan menghormati kesetaraan kedaulatan negara. Sayangnya, Amerika dan Eropa serta sekutu lainnya telah melanggarnya," kata Lavrov.

Ia merujuk pada sanksi yang diluncurkan Barat secara bertubi-tubi. Barat mencoba mempengaruhi negara-negara lain yang belum bergabung dengan sanksi agar ikut meluncurkan sanksi dan mengklaim bahwa semua negara di penjuru dunia telah meluncurkan sanksinya untuk Rusia. Padahal ia sangat yakin, ada 80 persen dari mereka yang tinggal di dunia mewakili negara-negara yang belum bergabung dengan sanksi.

"Kami tidak hanya memiliki Piagam PBB, tetapi juga sekelompok besar negara di pihak kami," tutup Lavrov.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya