Laporan Pusat Keterlibatan Global (GEC) Departemen Luar Negeri AS, yang berisi tudingan bahwa China menciptakan dan menyebarkan disinformasi tentang Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, mendapat penolakan tegas dari Beijing.
Dalam bantahannya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan pada konferensi pers bahwa laporan tersebut hanya kebohongan lain yang diciptakan Amerika.
"Laporan itu membingungkan benar dan salah dan mengalihkan kesalahan," kata Zhao, seperti dikutip dari CGTN, Rabu (31/8).
"Kebohongan AS tentang Xinjiang hanya akan membangkrutkan kredibilitasnya sendiri pada tingkat yang lebih cepat," katanya.
Zhao mengatakan bahwa GEC melakukan "propaganda dan infiltrasi", dan telah menjadi sumber disinformasi.
"China telah lama menjadi korban disinformasi, dan Xinjiang, khususnya, telah mendapat serangan berat dari kampanye AS di seluruh dunia untuk menyebarkan disinformasi," kata Zhao.
Juru bicara itu juga mengatakan bahwa AS sengaja menggunakan Xinjiang untuk mengganjal China.
“Faktanya, kampanye disinformasi AS di Xinjiang bukanlah hal baru dan metode yang digunakannya telah dibantah berkali-kali,†kata Zhao.
Cendekiawan, media tertentu, dunia maya, dan lembaga pemerintah, sama-sama memasok dan mengonsumsi bahan mentah kebohongan terkait Xinjiang. Kemudian digunakan oleh pemerintah AS sebagai dalih untuk memberi sanksi dan tekanan kepada China.
“Produsen kebohongan dan penyebar disinformasi paling takut tentang fakta dan kebenaran,†kata Zhao.
Xinjiang, katanya, adalah tempat yang aman dan stabil sekarang dan menikmati pembangunan yang berkelanjutan dan sehat, dan orang-orang di sana menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
"Ini adalah bantahan terbaik dan paling kuat untuk kampanye disinformasi AS terhadap Xinjiang," katanya.
Ia kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa sebanyak apa pun AS menciptakan kebohongan, mereka tidak akan bisa membodohi orang-orang di seluruh dunia.
"Faktanya, apa yang dilakukan Amerika Serikat hanya akan merusak kredibilitasnya sendiri dengan lebih cepat," demikan Zhao.