Berita

Presiden Serbia Aleksandar Vucic/Net

Dunia

Enam Bulan Tertekan karena Menolak Jatuhkan Sanksi untuk Rusia, Vucic akan Menuliskannya untuk Dijadikan Buku

RABU, 31 AGUSTUS 2022 | 06:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Serbia kembali menegaskan bahwa negara itu tidak akan mengubah arah kebijakannya tentang konflik di Ukraina. Hingga saat ini Serbia tetap pada posisi netral di tengah ketegangan yang belum mereda di Ukraina timur, dan tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

"Serbia mendukung integritas teritorial Ukraina, tetapi tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia," ujar Presiden Serbia Aleksandar Vucic, dalam pidatonya di forum Globsec di Bratislava baru-baru ini, seperti dikutip dari TASS, Selasa (30/8).

Bagi Serbia, Rusia dan Ukraina adalah saudara. Ia menyesali apa yang terjadi di Eropa Timur, dan siap memberikan bantuan kemanusiaan ke Kyiv.

Parlemen Eropa dengan mayoritas suara telah mengadopsi resolusi yang menuntut agar Serbia bergabung dengan negara-negara Uni Eropa untuk memberikan sanksi terhadap Rusia, serta menandatangani perjanjian dengan Kosovo, yang belum diakui sebagai negara merdeka, untuk mengembangkan hubungan berdasarkan saling pengakuan.

Menolak ikut bergabung memberikan sanksi, berarti harus siap dengan resikonya. Namun, Vucic tetap bertekad tidak akan mengubah arah kebijakannya itu, terlepas dari segala kesulitan yang dihadapinya hampir enam bulan ini.  

“Kami menyatakan posisi kami hampir 190 hari yang lalu melalui keputusan Dewan Keamanan. Keputusan ini telah berlaku selama enam bulan dan Serbia telah menunjukkan keseriusannya," katanya, ketika ditanya apakah Beograd dapat mempertimbangkan kembali pendiriannya dan memberlakukan pembatasan terhadap Rusia.

"Anda tidak pernah tahu apa yang mungkin terjadi suatu hari nanti, tapi kami menunjukkan keseriusan dan tekad kami. Sampai saat ini kami tidak berpikir untuk mengubah kebijakan kami. Saya pikir kebijakan yang kami lakukan selama ini terbukti bijaksana, terlepas dari semua kesulitan yang harus kami tanggung," jelas Vucic, menambahkan bahwa bahwa 77 persen orang Serbia menentang sanksi terhadap Rusia.

Pemimpin Serbia itu mengatakan semua tekanan yang dialami negaranya dalam enam bulan terakhir atas masalah sanksi terhadap Rusia dapat dijadikan pembelajaran, bahkan bisa menjadi naskah untuk sebuah buku.

"Saya bisa menulis buku tentang ini yang akan lebih tebal dari Das Kapital Marx. Kami akan tetap berpegang pada kebijakan kami," tukas Vucic.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya