Berita

Rekonstruksi kasus penyerangan di Tangshan/Net

Dunia

Lambat Tangani Kasus Kejahatan, China Selidiki 15 Pejabat Termasuk Polisi

SELASA, 30 AGUSTUS 2022 | 12:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pihak berwenang China pada Senin (29/8) melanjutkan pemeriksaan terkait serangan brutal terhadap beberapa wanita di kota utara Tangshan yang terjadi di bulan Juni.

Sebanyak 28 orang telah didakwa dan 15 pejabat termasuk polisi sedang diselidiki dalam kasus tersebut yang kemudian berkembang menjadi kasus korupsi.

Kasus berawal pada bulan Juni, ketika sekelompok pria menyerang empat wanita di sebuah restoran barbekyu.


Dalam rekaman video yang beredar online, para pria melemparkan kursi ke arah para wanita, dan kemudian menyeret salah satu dari mereka keluar sebelum memukul dan menendangnya dan yang lain mencoba membantunya.

Dua dari wanita itu kemudian dirawat di rumah sakit setidaknya selama 11 hari, sementara yang lain mengalami luka ringan.

Para penyerang dicurigai sebagai bagian dari geng, dan media lokal melaporkan pada saat serangan bahwa respons polisi sangat lambat dalam menangani permasalahan tersebut, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa ada unsur kesengajaan untuk memperlambat kasus.

Penyelidikan berkembang, hingga pada Senin (29/8), pihak berwenang dari Komisi Inspeksi Disiplin Provinsi Hebei mengatakan mereka sedang menyelidiki 15 pejabat atas korupsi yang melibatkan "organisasi jahat," termasuk yang terkait dengan para penyerang.

Dikatakan bahwa ke-15 orang tersebut, termasuk direktur biro keamanan publik Tangshan dan petugas dari beberapa kantor polisi, diduga menyalahgunakan kekuasaan, penyuapan, dan kejahatan terkait pekerjaan lainnya.

Delapan dari mereka telah ditahan selama penyelidikan.

Secara terpisah, jaksa mengatakan bahwa 28 orang, termasuk pria yang memukuli wanita dalam video itu, telah didakwa baru-baru ini. Sedikitnya sembilan orang ditangkap tak lama setelah serangan itu.

Media pemerintah CCTV melaporkan bahwa dakwaan telah diajukan pada hari Jumat.

Ada 11 pelanggaran terhadap mereka termasuk membuka kasino, perampokan, membantu dalam kegiatan kejahatan dunia maya, membuat pertengkaran dan memprovokasi masalah.

Jaksa juga menepis desas-desus terkait kasus tersebut, termasuk bahwa keempat korban wanita telah mengalami pelecehan seksual, didorong dari gedung atau ditabrak mobil, dengan menyatakan bahwa desas-desus ini terbukti salah setelah penyelidikan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya