Berita

Polisi Irak menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung Muqtada al-Sadr di Baghdad/Net

Dunia

Iran Berkobar, Pengikut Muqtada al-Sadr Geruduk Istana Presiden Sambil Teriakkan Dukungan dan Menyebur ke Kolam

SELASA, 30 AGUSTUS 2022 | 06:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Istana presiden Irak di Baghdad digeruduk ribuan pengikut Muqtada al-Sadr pada Senin (29/8), setelah sehari sebelumnya ulama Syiah itu mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia politik.

AFP
melaporkan, para pengunjuk rasa berjalan menyerbu Istana setelah berhasil merobohkan penghalang semen di luar gedung. Mereka terus merangsek menjelajahi ruang demi ruang di mana mereka meneriakkan slogan-slogan untuk mendukung ulama tersebut.

Pihak keamanan istana bahkan tak mampu menahan mereka. Bala bantuan militer segera dipanggil untuk membantu, dan polisi anti huru hara terpaksa menggunakan meriam air untuk menjauhkan kerumunan pengunjuk rasa dari istana.


Sejumlah video yang beredar online menunjukkan beberapa dari mereka yang sudah berada di dalam mengambil kesempatan untuk berenang di kolam istana.

Mereka juga duduk-duduk santai di kursi berlengan di ruang pertemuan, berfoto, dan mengibarkan bendera Irak.

Komando Operasi Gabungan Irak kemudian mengeluarkan jam malam di seluruh kota tak lama setelah penyerangan istana.

Dalam pernyataan pengunduran dirinya, al-Sadr merujuk pada pengunduran diri pemimpin spiritual Syiah Ayatollah Kadhim al-Haeri pada hari Minggu, yang meminta para pengikutnya untuk mendukung Ayatollah Ali Khamenei dari Iran sebagai gantinya.

Al-Sadr mengklaim bahwa pengunduran diri al-Haeri bukan atas kemauannya sendiri, dan tampaknya menyiratkan pengaruh rahasia Iran.

Al-Sadr adalah seorang kritikus vokal pengaruh asing di Irak, dan telah lama berusaha untuk mengekang pengaruh milisi Syiah yang didukung Iran di negara itu.

Setelah blok politiknya memenangkan 73 kursi di 329 kursi legislatif Irak tahun lalu, ia gagal membentuk pemerintahan, karena tentangan dari Aliansi Kerangka Koordinasi, blok Syiah yang bersekutu dengan Iran. Selain itu ada keinginan dari al-Sadr untuk mengecualikan anggotanya dari koalisi penguasa yang potensial.

Pendukung Al-Sadr telah menduduki Parlemen Irak sejak akhir Juli untuk mencegah blok saingan ini membentuk pemerintahannya sendiri.

Mustafa al-Kadhimi, sekutu al-Sadr, tetap menjadi perdana menteri sementara Irak. Al-Sadr telah menyerukan pembubaran parlemen dan pemilihan baru, dan Mahkamah Agung Federal Irak dijadwalkan bertemu minggu ini untuk memutuskan apakah parlemen harus dibubarkan.

Ini bukan pertama kalinya Al-Sadr mengumumkan pengunduran dirinya dari kehidupan politik di Irak, setelah melakukannya beberapa kali selama bertahun-tahun sebelum kemudian mempertimbangkan kembali.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya