Berita

Tentara Rakyat Korea/Net

Histoire

25 Agustus 1960: Titik Balik Korea Utara Sebagai Kekuatan Militer Dunia

KAMIS, 25 AGUSTUS 2022 | 08:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tanggal 25 Agustus merupakan salah satu hari penting bagi Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) atau Korea Utara. Lantaran pada 25 Agustus 1960, di bawah kepemimpinan Kim Jong Il, Korea Utara memulai apa yang disebut sebagai Songun.

Songun adalah kebijakan yang mengutamakan militer, memberikan prioritas bagi Tentara Rakyat Korea (KPA), dengan tujuan menjadikan Korea Utara sebagai kekuatan militer kelas dunia.

Besarnya makna Songun membuat Kim Jong Un pada 2013 menetapkan 25 Agustus sebagai hari libur nasional yang setara dengan Hari Matahari atau peringatan kelahiran Kim Il Sung.


Dari artikel yang diunggah aprcprk.org, 25 Agustus merupakan titik balik dalam upaya menjadikan KPA setia kepada Partai Pekerja Korea (WPK) dan pemimpinnya.

Ini dimulai pada25 Agustus 1960, ketika Kim Jong Jil melakukan kunjungan ke Divisi Tank Ryu Kyong Su ke-105.

Setelah pemeriksaan divisi tank, ia mengarahkan perhatian khusus untuk mengkonsolidasikan organ-organ WPK dan badan-badan politik lainnya di KPA dan mengintensifkan pendidikan ideologis para personel.

Kemudian sejak pertengahan 1990-an, ketika situasi ekonomi sulit sementara manuver imperialisme semakin agresif, Kim Jong Il menempatkan KPA di garda terdepan.

Kim terus mengunjungi unit KPA, memimpin personel untuk mempertahankan pos-pos terdepan. Sementara di sisi lain, dia juga mengirim mereka ke lokasi-lokasi utama konstruksi ekonomi untuk memastikan KPA memainkan peran besar dalam perusahaan.

Hasilnya, Korea Utara selalu berhasil menang setiap kali Amerika Serikat (AS) melakukan manuver provokatif. Termasuk ketika insiden Pueblo, kapal mata-mata bersenjata AS, dan insiden EC-121, sebuah pesawat spionase besar AS, pada 1960-an.

Selain itu, selama latihan militer gabungan Team Spirit pada 1983, AS dibuat terkejut dengan kemampuan KPA dalam menggelar latihan pasukan anti-udara.

Pada masa itu, media AS menilai, jika perang pecah, lebih dari 70 persen penduduk Korea Selatan akan terbunuh dan jumlah total kerugian akan bernilai 21.020.440 juta dolar.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya