Berita

Pipa Nord Stream Gazprom Rusia di Eropa/Net

Dunia

Guncang Eropa, Gazprom Rusia Akan Tutup Pipa Gas Selama Tiga Hari

SABTU, 20 AGUSTUS 2022 | 14:46 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Eropa kembali menghadapi guncangan pasokan energi setelah sebelumnya gas yang disalurkan melalui pipa Gazprom sempat dikurangi, kini raksasa energi Rusia itu secara resmi mengumumkan penutupan pipa ke eropa selama tiga hari.

Seperti dikutip dari Brisbene Times, produsen Rusia tidak akan mengirimkan gas apa pun ke Jerman melalui pipa Nord Stream mulai 31 Agustus hingga 2 September karena alasan pemeliharaan.

"Pemeliharaan akan dilakukan oleh Siemens Energy. Setelah pekerjaan selesai dan tidak ada kerusakan teknis pada unit, gas akan kembali didistribusikan ke level 33 juta meter kubik per hari,” kata Gazprom dalam sebuah pernyataan.

Penutupan dilakukan di tengah banyaknya permintaan pasokan energi dari pasar gas Eropa yang telah gelisah selama berbulan-bulan karena Rusia secara progresif telah memotong pengiriman melalui pipa hingga tersisa 20 persen dari kapasitas yang tersedia.

Politisi Eropa menuduh Gazprom melakukan pembatasan hingga penutupan pipa untuk membalas sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia setelah menginvasi Ukraina.

Namun pihak Gazprom bersikeras membatah tuduhan tersebut dan berulangkali mengatakan bahwa masalah teknis menjadi kendala serius yang mengharuskan perusahaannya mengurangi hingga menutup pipa Nord Stream.

Menurut kepala analisis gas di ICIS  di London, Tom Marzec-Manser, kebijakan Gazprom di tengah perang Ukraina, akan dipandang secara politis oleh banyak pihak. Sebab, keputusan ini memunculkan ketakutan yang luas di Eropa apabila pipa tidak kembali beroperasi.

Jerman menjadi salah satu negara Eropa yang terpukul keras akibat wacana penutupan ini.  Sebab,  kemungkinan besar negara itu tidak memiliki cukup gas untuk menghadapi musim dingin, setelah upaya pengisian 95 persen pasokannya semakin terhambat akibat penutupan.  

Penutupan pipa juga akan memperparah harga gas eropa yang telah mengalami kenaikan mingguan terpanjang tahun ini pada Jumat (19/8). Potensi kenaikan lebih tinggi akan mengancam macetnya roda industri dan rumah tangga serta mendorong resesi ekonomi Eropa.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya