Berita

Beberapa sungai di Inggris mengalami kekeringan. Ketinggian air rendah di reservoir Holme Styes di Holmfirth, West Yorkshire/Net.

Dunia

Perusahaan Air Inggris Keluarkan Larangan Penggunaan Pipa Selang, Jutaan Orang di London akan Hadapi Kekurangan Air

KAMIS, 18 AGUSTUS 2022 | 06:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Thames Water akan menghentikan saluran pipanya mulai pekan depan. Ini tentu akan berdampak besar bagi  jutaan pelanggannya di London dan Lembah Thames yang selama ini bertumpu pada perusahaan air tersebut.

Musim panas di sebagian wilayah Eropa pada Juli lalu membuat beberapa sungai di Inggris mengalami kekeringan. Meskipun belakangan ini hujan mulai turun dan muncul badai petir, nyatanya ketinggian air di waduk sungai jauh lebih rendah dari biasanya. Hal ini yang kemudian membuat Thames Water, yang selama ini memasok 15 juta orang, akan memberlakukan larangan pipa air mulai 24 Agustus mendatang.

Penggunaan pipa air untuk menyiram kebun atau membersihkan mobil tidak diperbolehkan lagi, kecuali oleh pengusaha dan petani.

Keputusan Thames Water yang diumumkan pada Rabu (17/8) ini menyusul keputusan yang sama yang dikeluarkan oleh Welsh Water, Southern Water, dan South East Water, untuk menghemat pasokan air. Ketiga perusahaan itu telah lebih dulu mengeluarkan aturan pelarangan penggunaan pipa air.

Dengan bertambahnya perusahaan pengolah air yang mengeluarkan menghentikan saluran pipa airnya, itu berarti akan ada 29,4 juta pelanggan di seluruh Inggris yang akan mengalami sulitnya air.

Pengumuman itu muncul setelah kekeringan melanda sebagian besar wilayah Inggris setelah Juli yang 'terkering' selama 50 tahun dan paruh pertama tahun terkering sejak 1976.

Beberapa wilayah Inggris telah dilanda hujan lebat dan banjir selama dua hari. Bahkan, Kantor Meteorologi telah mengeluarkan peringatan badai pada Rabu (17/8) dengan perkiraan curah hujan 20-30mm dalam satu jam.

Namun, Badan Lingkungan mengatakan itu tidak membuat waduk sungai memiliki cukup air. Membutuhkan hujan selama berminggu-minggu untuk mengisi kembali sumber air dan mengakhiri kekeringan, kata Badan itu.

Thames Water dalam pernyataannya mengungkapkan, gelombang panas menyebabkan permintaan air mencapai rekor tertinggi. Belum lagi kebocoran pipa yang terjadi hampir setiap minggunya, yang membutuhkan waktu panjang untuk memperbaiki.

"Kami telah bekerja sepanjang waktu untuk dapat memasok (air) ke semua orang, dan pelanggan telah dengan pandai menghemat air. Namun, kekeringan yang panjang dan curah hujan yang rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan air untuk jutaan penduduk," katanya perusahaan itu.

"Kami sekarang perlu mengambil langkah berikutnya dalam mengatasi kekeringan ini.  Semuanya kita lakukan sekarang akan membantu melindungi persediaan musim panas mendatang dan membantu lingkungan. Kami tahu pembatasan ini akan memengaruhi aktivitas Anda sehari-hari" tambahnya seraya meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

Thames Water Utilities Ltd, yang dikenal sebagai Thames Water, adalah perusahaan utilitas swasta besar yang bertanggung jawab atas pasokan air publik dan pengolahan air limbah di sebagian besar Greater London, Luton, Lembah Thames, Surrey, Gloucestershire, Wiltshire utara, Kent barat jauh, dan beberapa bagian lain dari Inggris; ia memiliki monopoli lokal yang cukup besar.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya