Berita

Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J/Net

Politik

Swandaru: Evaluasi Tim Penyidik Kasus Dugaan Pembunuhan Berencana Brigadir J Harus Transparan

RABU, 17 AGUSTUS 2022 | 21:19 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Polri harus bisa transparan dan terbuka kepada publik terkait hasil pemeriksaan sejumlah personil yang disangkakan menghambat proses penyidikan atau tidak profesional dalam mengusut kasus pembunuhan Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dikatakan aktivis hak asasi manusia (HAM) Swandaru, semua pemeriksaan pada pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J, perlu dilakukan secara terbuka, akuntabel dan dijalankan secara fair.

Apalagi, sambungnya, pada kasus tersebut tersangka utamanya adalah seorang mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, yang juga diduga melakukan rekayasa pada fakta pembunuhan Brigadir J.

"Pemeriksaan tidak boleh dijalankan semena-mena, haruslah bertanggungjawab, dan tidak boleh ada diskriminasi serta tidak boleh ada upaya kriminilasasi terhadap mereka yang tidak bersalah dan menjadi korban kebohongan Ferdy Sambo," ujar Swandaru kepada wartawan, Rabu (17/8).

Swandaru menekankan, agar secara berkala Polri melakukan evaluasi terhadap tim khusus yang dibuntuk untuk mengungkap fakta di balik pembunuhan Brigadir J.

"Hal ini pengingat penanganan kasus ini diawal dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Bareskrim Mabes Polri dan Polda Metro Jaya, proses evaluasi dan pemeriksaan juga harus dilakukan secara menyeluruh yakni terhadap semua tim penyidik gabungan tersebut," jelasnya.

Menurutnya, evaluasi secara berkala sangat perlu agar fakta-fakta dapat diurutkan dengan baik. Terpenting, adalah soal perbaikan citra institusi Polri.

"Hal ini penting tidak hanya untuk pengungkapan kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang sedang ditangani, tapi juga untuk perbaikan institusi Polri itu sendiri ke depan," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Naik 23,1 Persen, Realisasi Belanja Pemerintah Capai Rp427,6 T pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:56

Ketua DPRD DKI Komplain Anggaran Kelurahan 5 Persen Kegedean

Jumat, 26 April 2024 | 15:54

Samsung Luncurkan Pengisi Daya Port Ganda 50W, Dibanderol Rp1,2 Jutaan

Jumat, 26 April 2024 | 15:29

World Water Forum ke-10, Momentum bagi Indonesia Perbaiki Insfastruktur Air

Jumat, 26 April 2024 | 15:26

Legislator Senayan Pasang Badan untuk Pelanggan Korban Telkom

Jumat, 26 April 2024 | 15:25

TPDI: Aset Korupsi Jangan Jadi Bancakan

Jumat, 26 April 2024 | 15:18

APBN RI Surplus Rp8,1 Triliun pada Maret 2024

Jumat, 26 April 2024 | 15:14

Pesan Mahfud MD ke Prabowo: Benahi Hukum

Jumat, 26 April 2024 | 15:07

Laku Keras, Mobil Xiaomi SU7 Amankan 75.723 Pesanan

Jumat, 26 April 2024 | 15:05

Penuhi Kebutuhan Darah, Ratusan Polwan Ikut Jadi Pendonor

Jumat, 26 April 2024 | 15:01

Selengkapnya