Berita

Lee Jae-yong, pewaris sekaligus wakil ketua Samsung Electronics diberikan grasi oleh Presiden Korea Selatan/AFP

Dunia

Presiden Korsel Beri Grasi pada Bos Samsung yang Terkena Skandal Korupsi

JUMAT, 12 AGUSTUS 2022 | 13:35 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pewaris sekaligus Wakil Ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong menerima grasi dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Jumat(12/8).
Grasi diberikan dengan dalih bahwa pemimpin bisnis diperlukan untuk membantu mengatasi "krisis ekonomi nasional", seperti dilaporkan Kementerian Kehakiman Korsel.
Dilansir dari Malaymail, sebelumnya Miliarder Lee Jae-yong ini dihukum karena kasus suap dan penggelapan dana pada Januari tahun lalu, kini ia diangkat kembali untuk diberikan kesempatan dalam berkontribusi mengatasi krisis ekonomi negaranya.

Ini merupakan contoh terbaru dari tradisi panjang Korsel yang sering membebaskan para pemimpin bisnis yang korupsi atas dasar ekonomi negara.
“Dengan kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis ekonomi nasional, kami dengan hati-hati memilih para pemimpin ekonomi yang memimpin mesin pertumbuhan nasional melalui investasi teknologi aktif dan penciptaan lapangan kerja untuk diampuni,” kata Menteri Kehakiman Han Dong Hoon dalam sebuah pengarahan.

Pengampunan Lee disebut hanya sebagai simbolis, mengingat ia sebelumnya telah dinyatakan bebas bersyarat sejak Agustus 2021 setelah menjalani 18 bulan penjara. Akan tetapi menurut para pengamat, pembebasan ini kemungkinan akan memberikan Lee kebebasan sepenuhnya untuk kembali bekerja, dengan mencabut pembatasan pekerjaan paska-penjara yang telah ditetapkan selama lima tahun.

"Saya akan berkontribusi pada ekonomi dengan investasi berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja dan memberikan kembali salam rakyat dan pemerintah," kata Samsung dalam sebuah pernyataan, mengutip Lee.

Selain Lee, Presiden juga memberikan grasi kepada tiga pengusaha lainnya, termasuk Ketua Lotte Group Shin Dong-bin, yang dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara yang ditangguhkan dalam kasus suap pada 2018.

Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pengampunan ini bertujuan untuk meningkatkan nasib orang biasa yang telah terkena dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Akan tetapi para pengamat tidak sependapat dengan keputusan presiden ini. Dilansir dari AFP, menurut Vladimir Tikhonov, Profesor Studi Korea di Universitas Oslo pengampunan itu hanya akan membuat pengusaha besar merasa mereka tidak dibatasi oleh norma hukum apa pun.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya