Berita

Prajurit China memantau perairan Taiwan/Net

Dahlan Iskan

Kepung Cendol

KAMIS, 11 AGUSTUS 2022 | 04:59 WIB

EMPAT hari lewat. Taiwan berharap latihan militer Tiongkok pun selesai. Udara sekitar Taiwan bisa bebas lagi. Perairan sekitar Taiwan bisa aman lagi.

Awalnya Tiongkok memang mengumumkan latihan gabungan militer itu hanya empat hari. Pakai peluru tajam. Besar dan kecil. Ditembakkan ke laut dan ke udara.
Artinya: lalu-lintas udara dan laut di sekitar Taiwan penuh risiko. Harus dihindari.

Latihan gabungan empat hari itu dimulai sejak Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan. Toh latihan itu tidak lagi membahayakan kunjungan Pelosi.

Latihan gabungan empat hari itu dimulai sejak Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi meninggalkan Taiwan. Toh latihan itu tidak lagi membahayakan kunjungan Pelosi.

Yang bahaya adalah Taiwan. Setelahnya. Membahayakan pula  pesawat dan kapal komersial. Terutama yang mau keluar dan masuk Taiwan.
Praktis Taiwan terkurung selama empat hari. Terisolasi.

Ganti Taiwan yang mengelus dada. Tidak berdaya. Tak apa. Hanya empat hari. Segera berlalu. Tidak.

Di hari kelima, Tiongkok mengumumkan: latihan gabungan diteruskan. Empat hari lagi? Tidak. Tidak pakai batas waktu. Toh ini hanya latihan. Hanya saja latihan lanjutan ini pakai peluru dan rudal beneran.

Maka Tiongkok tidak akan membunuh satu pun orang Taiwan. Ini hanya latihan. Juga tidak akan merusak satu pun bangunan di pulau itu.
Yang dirusak adalah emosi, psikologi, dan ekonomi.

Waktu Pelosi datang ke Taiwan Jumat pekan lalu, Tiongkok tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa mengusap dada. Setelah Pelosi pergi ganti Taiwan yang  harus menepuk jidat.

Taiwan terkepung. Terisolasi. Entah sampai kapan. Ini perang cara baru. Tanpa membunuh dan merusak.

Ahli-ahli Barat memang mengingatkan Tiongkok: jangan terpancing menyerang Taiwan. Ingatlah Ukraina. Rusia pun tidak mampu melibas Ukraina. Jangan itu terulang. Tiongkok bisa jadi Rusia kedua.

Pemerintah Taiwan sendiri kian pede. Ukraina sudah terbukti bisa melawan Rusia. Taiwan juga harus bisa. Taiwan mempelajari dengan detail cara-cara Ukraina mampu melawan Rusia.

Termasuk mulai memproduksi drone sebanyak-banyaknya. Juga menyiapkan terowongan bawah gunung untuk markas pusat perlawanan darurat.
Hanya saja Taiwan tidak menyiapkan diri menghadapi gaya Tiongkok ''menghajar'' Taiwan seperti sekarang ini.

Selama ada latihan itu belum ada kepanikan masyarakat di Taiwan. Kehidupan masih berjalan normal. Acara budaya Taiwan-Indonesia juga tetap berlangsung: lomba makan krupuk yang digantung di tali. Yang ikut lomba harus ditutup matanya. Yang mendaftar sudah 40 orang. Penyelenggaranya: Indosuara dan Ieto (Indonesian Economic and Trade Office). Ketua panitianya: Mira Luxita.

Tepat tanggal 17 Agustus nanti ada tumpengan. Juga sajian makanan rendang dan minuman cendol dawet. Musiknya: dangdut.
Seberapa lama Tiongkok mampu membiayai latihan gabungan di sekitar Taiwan itu?

Bisa sangat lama. Dari segi biaya tidak seberapa–untuk ukuran Tiongkok. Dan lagi bukankah militer Tiongkok –Tentara Pembebasan Rakyat, PLA– tetap harus latihan setiap hari? Juga pakai biaya? Hanya kali ini lokasi latihannya saja yang dipindah. Biayanya juga dipindah. Mungkin hanya perlu ditambah sedikit.

Tapi, bagi media, perang gaya terbaru ini tidak asyik. Tidak ada drama. Lebih asyik perang di Duren Tiga, Jakarta.

Taiwan mulai menyeru dunia internasional: agar ikut menghentikan cara Tiongkok latihan militer seperti itu. "Ini bagian dari persiapan untuk menyerang Taiwan secara militer," ujar Menlu Taiwan kepada media internasional.

Tiongkok membantah tegas. Latihan ini, kata Menlu Tiongkok, transparan dan profesional. Semua pergerakan persenjataan bisa diikuti secara internasional.

Bahwa latihan ini panjang, katanya, lantaran memang banyak sekali jenis latihannya. Banyak juga jenis senjata baru yang harus dicoba. Termasuk senjata anti kapal selam yang bisa terbang, saya belum pernah melihat videonya.

Amerika juga tidak percaya Tiongkok akan menyerang Taiwan. Setidaknya dalam dua tahun ke depan. Presiden Joe Biden tegas sekali mengatakan: Tiongkok tidak akan berbuat lebih jauh dari yang dilakukan sekarang.

Masalahnya, itu saja sudah membuat Taiwan terblokade. Di laut dan di udara. Hanya darat yang tidak, kebetulan tidak punya daratan yang terhubung dengan dunia luar.
"Latihan gabungan ini sengaja untuk merusak moral rakyat Taiwan," ujar sang Menlu Taiwan.

Di Pilpres dua tahun lalu rakyat Taiwan memang mendukung Tsai Ing-wen. Kala itu Ing-wen diuntungkan oleh situasi Hong Kong yang lagi panas.

Saya menghadiri kampanye-kampanye Ing-wen saat itu. Di Taipei. Banyak aktivis pro-demokrasi Hong Kong ikut kampanye Ing-wen. Lengkap dengan spanduk-spanduk dari Hongkong.

Kini Hongkong sudah selesai. Sudah sepenuhnya di tangan Beijing.

Dua tahun lagi Pilpres lagi di Taiwan. Kali ini Tiongkok, tentu, tidak ingin Ing-wen menang lagi. Jangan-jangan latihan gabungan ini akan sampai menjelang Pilpres depan.
Setelah selesai dengan Hong Kong Tiongkok memang fokus ke Taiwan.

Kedatangan Pelosi pasti sudah  merugikan Tiongkok. Dan ibarat dagang, rugi itu tidak boleh. Maka Tiongkok harus menebus kerugian itu jadi cuan. Pelosi ternyata dagangan: bisa merugikan juga bisa menguntungkan. Tanpa Pelosi latihan gabungan seperti itu tidak akan ada.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya