Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Beijing: Tidak Ada Ruang untuk Ambiguitas Terhadap Prinsip Satu-China

RABU, 10 AGUSTUS 2022 | 18:24 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang dianggap tidak jelas terkait permasalahan Taiwan disesalkan Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu.

Dalam pernyataannya pada Selasa (9/8), Ma, yang menyayangkan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan mengomentari sikap Washington yang mempertahankan kebijakan ambigu terhadap prinsip satu China.

"Tidak ada ruang untuk ambiguitas atau interpretasi sewenang-wenang dari prinsip satu-China," kata Ma, seperti dikutip dari CGTN, Rabu (10/8).

"Ini hanya lelucon politik, dan provokasi berbahaya," ujarnya, menambahkan bahwa Pelosi melakukan kunjungan itu dengan mengabaikan peringatan China.

Menurutnya, kunjungan Pelosi ke Taiwan telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China, melanggar prinsip dan ketentuan satu-China dari tiga komunike bersama China-AS, memengaruhi landasan politik hubungan China-AS, dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Itu tidak dapat diterima oleh orang-orang China," kata Ma.

"China memiliki banyak alasan untuk merespons dengan tindakan balasan," ujarnya.

Ma dalam pernyataannya pada Selasa juga menolak klaim AS bahwa kunjungan Pelosi tidak melanggar kebijakan satu-China, karena dia sendiri telah mengakui bahwa itu adalah kunjungan resmi.

Dia juga mengecam AS karena secara sepihak menambahkan "Undang-Undang Hubungan Taiwan" dan "Enam Jaminan" ke dalam kebijakan satu-China.

"Ini bertentangan dengan hukum internasional. China tidak pernah menerimanya, dan selalu menentangnya," tegas Ma.

Seolah tidak peduli dengan pernyataan dan peringatan berulang-ulang China, ketua DPR AS tiba di Taipei pada 2 Agustus lalu. Sebagai tanggapan, China memulai serangkaian latihan militer bersama dan kegiatan pelatihan di sekitar pulau Taiwan.

Ma menolak tuduhan AS bahwa China harus bertanggung jawab penuh atas eskalasi ketegangan saat ini di Selat Taiwan, mengklaim Washington lah yang jadi penyebab krisis.

"Krisis ini diprovokasi secara sepihak oleh Amerika Serikat," kata Ma.

"China tidak punya pilihan selain melawan dan mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," ujarnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya