Resepsi pernikahan putri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan/Ist
Ketidakhadiran Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri di pernikahan putri Gubernur Jakarta, Anies Baswedan memiliki pesan politik tersirat.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rifan menilai, segala aktivitas tokoh, apalagi kelas gubernur selalu bisa dibaca dalam konteks politik.
Ali menuturkan, di acara pernikahan anak sulung Anies, sudah pasti dijadikan momentum konsolidasi politik oleh elite-elite yang kemungkinan akan mendukung satu sosok pada Pilpres 2024.
"Karena memang yang datang merepresentasikan adalah partai-partai yang selama ini punya
engagement dengan Anies Baswedan," tutur Ali saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/8).
Dalam resepsi pernikahan Mutiara Annisa Baswedan, beberapa elite politik hadir. Di antaranya Ketum Nasdem Surya Paloh, Ketum PKS Ahmad Syaikhu, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Ketum Gerindra Prabwo Subianto.
"Partai-partai itu selama ini punya
engagement dengan Anies Baswedan," sambungnya.
Maka dari itu, mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia ini menganggap wajar apabila ada sebagian elite politik yang tidak hadir dalam acara pernikahan Mutiara, termasuk Megawati.
"Kenapa PDI atau Bu Mega tidak hadir? Kalau itu bacaannya jelas. Selama ini secara
chemistry politik enggak ketemu dengan Anies Baswedan, itu bagian dari pesan politik atau kode politik kalau memang PDI tidak menghendaki Anies Baswedan nyapres," demikian Ali.