Berita

Ilustrasi Kereta Cepat jakarta Bandung/Net

Politik

Peneliti Indef: Sejak Awal Proyek KCJB Memang Bermasalah, Menteri BUMN Sebelumnya Harus Ikut Diperiksa

SELASA, 02 AGUSTUS 2022 | 12:51 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ada satu persoalan mendasar yang membuat proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun.

Hal tersebut diungkap oleh peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/8).
 

"Sejak awal memang project ini bermasalah," ujar Nailul Huda.

Sosok yang kerap disapa Huda ini menuturkan, salah satu sebab yang membuat munculnya masalah adalah besaran biaya pembangunan proyek tersebut, dimana memakan anggaran hingga 6,07 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 86,5 triliun.

Namun belakangan, China Development Bank meminta pemerintah Indonesia menambal pembengkakan biaya menjadi menjadi 8 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 114,24 triliun.

"Biaya yang mahal membuat biaya perjalanan terlampau mahal bagi masyarakat kita di tengah banyaknya alternatif moda transportasi ke Bandung yang lebih terjangkau," ungkap Huda.

Oleh karena itu, Huda menduga ada pengelolaan yang tidak beres dari pemangku kebijakan dan juga pelaksana proyek KCJB, sehingga membuat anggaran proyek bengkak sekitar 1,9 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 27,09 triliun.

"Makanya saya kira perlu dicek siapa saja aktor yang berperan dan mendapatkan keuntungan dari project kacau balau ini. Mulai dari Menteri BUMN yang periode sebelumnya," demikian Huda.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya