Berita

Peristiwa Kudatuli/Net

Publika

Empat Hari Pasca Kerusuhan 27 Juli 1996

OLEH: AGUNG NUGROHO*
SENIN, 01 AGUSTUS 2022 | 22:21 WIB

SIANG ini 25 tahun yang lalu. Empat hari setelah kerusuhan 27 Juli 1996 alias Kudatuli. Setelah paginya saya melakukan konsolidasi anggota di Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, dan menginstruksikan untuk pura-pura tidak saling kenal.

Tiba-tiba beberapa teman datang membawa kabar horor. Mereka bilang di depan kampus banyak tentara dan polisi nyari saya (padahal saya nggak bawa lari kreditan motor kok di cari sih hahahaha).

Akhirnya saya lompat pagar belakang kampus dan mendarat empuk di tumpukan sampah. Lari menuju Jalan Joe lalu menyetop S616 menuju Pasar Minggu.

Siangnya saya kembali ke sekitar Lenteng Agung dan ketemu dengan Dwi Hartanto alias Lukas, senior saya di IISIP yang akan mengevakuasi diri ke arah laut.

Sebelum dia pergi, ada instruksi paling brengsek ke saya, yaitu menyelamatkan data anggota dan dokumen organisasi yang dia taruh di balik plafon kamar mandi sekretariat Camat Gabun.

Sementara sekretariat kami di Camat Gabun itu sudah dalam pengawasan pihak keamanan, baik polisi maupun ABRI. Intel juga sudah mengawasi sekretariat kami sejak meletusnya Kudatuli.

Malamnya saya langsung beraksi dan beruntung saya dibekali wajah yang merakyat, sehingga dikira warga sekitar oleh aparat keamanan dan intel yang berjaga di sekitar sekretariat kami itu.

Dengan dibantu oleh Misnan, tetangga sebelah sekretariat, dia rela membantu mengawasi situasi kalau kalau ada intel atau aparat berseragam mendekat ke sekretariat.

Sebelumnya saya sudah bilang ke Misnan kalau memang polisi dan tentara mendekat ke sekretariat saat saya sudah berada di dalam, saya minta ditinggalkan saja di dalam.

Akhirnya saya berhasil masuk dengan menjebol lubang angin di atas pintu dapur yang letaknya di belakang.

Masuk ke kamar mandi. Pipis dulu sebentar, terus manjat plafon yang bolong dan mengambil semua berkas yang ada.

Hampir satu tas gemblok saya bawa keluar. Dan saya bawa ke Jalan Joe untuk selanjutnya dibakar habis.

Alhamdulillah, 70 orang anggota yang saat itu diburu oleh polisi dan tentara Orde Baru selamat serta sentosa, tidak ada yang tertangkap satu pun. Hingga beberapa bisa dikonsolidasikan kembali dan beberapa bisa melanjutkan kuliahnya dengan tenang.

Mengenang perburuan Orde Baru pasca 27 Juli 1996.

*Penulis adalah mahasiswa IISIP yang coba-coba melawan Soeharto

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya