Berita

Pendiri Pridem Institute, Priyo Budi Santoso/RMOL

Politik

Priyo Budi Santoso: Kita Tutup dan Sudahi Cebong-Kampret Sebelum Memasuki 2024

SENIN, 01 AGUSTUS 2022 | 19:53 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Polarisasi masyarakat yang memunculkan kubu "cebong" dan "kadrun" di masa Pemilu 2019 silam harus menjadi pelajaran bagi semua pihak dalam menyongsong Pemilu 2024.

Pendiri Pridem Institute, Priyo Budi Santoso menegaskan, Bangsa Indonesia memiliki PR besar dalam menghadapi potensi perpecahan bangsa dan gesekan sosial.

Adanya fenomena cebong vs kadrun menjadi pelatuk yang mempertajam polarisasi masyarakat. Pertengkaran yang terus dipelihara adalah diskursus yang tidak mencerdaskan, bahkan makin menambah luka sosial yang destruktif.

"Ini harus segera disudahi, segera tutup buku dan tamat riwayat sebelum memasuki tahun politik 2024. Kesengajaan melanggengkan buzzer, cebong, kadrun sama saja membiarkan api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa membakar tatanan sosial bangsa,” kata Priyo dalam keterangannya, Senin (1/8).

Ia lantas menyinggung orasi tokoh nasional Surya Paloh saat menerima gelar kehormatan Doktor (HC) di Universitas Brawijaya Malang beberapa waktu lalu.

Surya Paloh, kata dia, sedang membangunkan pikiran berpolitik yang selama ini tertidur dari iklim politik yang abai terhadap bahaya perpecahan.

“Saya menyampaikan salut dan hormat atas pidato orasi Abangda Surya Paloh yang hebat dan inspiratif tentang warning bahayanya perpecahan bangsa,” tegasnya.

Politik identitas pada hakikatnya lumrah terjadi dalam politik dan demokrasi. Identitas merupakan trademark dan ciri khas perjuangan suatu kelompok politik. Berdasarkan sejarah, politik identitas di Indonesia justru membuat makin berwarna.

"Kuncinya ternyata para tokoh politik zaman itu berdinamika dalam tradisi dan koridor moralitas politik yang wisdom,” jelas Wakil Ketua DPR periode 2009-2014 ini.

Oleh karenanya, ia mengajak dan menunggu pikiran-pikiran dari para begawan dan tokoh-tokoh bangsa seperti Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan para Ketua Umum partai politik ternama, seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, AHY, Syaikhu, dan beberapa lainnya.

“Tokoh-tokoh tersebut nantinya menjadi penentu lahirnya blok koalisi partai politik dalam pencalonan presiden mendatang,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya