Berita

Talk show virtual Taman Zakat/Repro

Nusantara

Hari Anak Nasional, Para Orangtua Dituntut Lebih Melek Digital

MINGGU, 24 JULI 2022 | 23:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli menjadi momen untuk mengingatkan para orangtua agar tidak gagap teknologi digital. Karena anak-anak zaman now sudah sangat akrab dengan berbagai teknologi digital.

Karena itulah, Lembaga Amil Zakat, Taman Zakat, menggelar talk show secara daring dengan tema "Parenting 4.0, Menjadi Orangtua Bijak di Era Digital" yang menghadirkan psikolog Anglis Ayu Anjarsari, Sabtu (23/7).

General Manajer Taman Zakat, Ziyad menyampaikan, kegiatan ini digelar karena banyaknya pemberitaan miring yang disebabkan karena kekurangpahaman orangtua tentang perkembangan teknologi.


“Padahal anak-anak sudah sangat akrab dengan gawai mereka. Orangtua tak akan bisa mengawasi anaknya yang sedang asyik bermain gadget,” katanya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu, (24/7)

Dengan mengedukasi orangtua di era digital saat ini, lanjut Ziyad, tantangannya luar biasa. Karena semua bisa diakses, tinggal bagaimana mengantisipasinya.

“Orang tua saat ini tidak bisa boleh lagi menafikkan perkembangan teknologi di era digital,” katanya.

Hal itu dibenarkan oleh Founder  Pusat Layanan Psikologi ALESIA Surabaya, Anglis Ayu Anjarsari, psikolog yang menjadi narasumber acara ini.

Menurutnya, di masa 4.0, orangtua tidak bisa mengkondisikan anaknya agar bisa steril dari gadget. Orang tua seharusnya tidak menghindar, namun mengatur langkah bijak yang proporsional untuk mengawasi anak dalam penggunaan gadget.

Ia menjelaskan, ada empat hal yang harus dilakukan orangtua dalam mengawasi anaknya di era digital. Pertama, orangtua tidak boleh gaptek.

“Mau tidak mau, orang tua harus belajar digital. Anak kita hidup di zaman ini. Kita harus mempelajari berbagai platform. Agar bisa memahami bagaimana caranya bisa mentracking apa yang sudah dilakukan anak dalam gadgetnya,” pesannya.

Kedua, membuat kesepakatan pengasuhan. Misalnya kesepakatan durasi, varian akses apa saja yang tidak boleh ditonton dan tidak.

“Jika bertemu hal yang tidak seharusnya ditonton, kita harus ajarkan bagaimana mengcounter, misalnya mengklik tanda silang di pojok,” paparnya.

Orangtua juga seharusnya banyak tahu konten mana yang mengandung pornografi, kekerasan atau kata-kata kasar, agar bisa lebih waspada apabila anak membuka konten itu.

Mendampingi anak bersama gadgetnya, menurut Anglis, harus dengan keterbukaan dan dialog dua arah. Ia juga menyarankan, sebaiknya status gawai yang diberikan ke anak adalah pinjam orang tuanya, bukan miliknya sendiri.

“Beda rasanya, jika miliknya sendiri dan milik orang tuanya. Agar anak paham jika orang tuanya selalu berhak membuka dan mengambil gadget yang dipakainya.,” tutur Anglis.

Ketiga, menghadirkan figur asuh yang kompeten. Orang tua dituntut terus belajar sehingga kompeten mendampingi tumbuhkembang anak.

Keempat monitoring secara kontinyu. Mengasuh anak, menurutnya punya waktu yang panjang. Bahkan sampai orangtua itu meninggal.

Menurutnya, monitoring berarti orang tua melakukan pengamatan, tidak sekadar melihat apa yang dilakukan anak.

“Jika hanya melihat, orangtua akan cukup tenang ketika melihat anaknya diam, tidak menganggu kakaknya misalnya,” katanya.

Pengamatan, ditegaskan Anglis, jauh lebih dari sekadar melihat. Orangtua harus tahu sebab diamnya sang anak. Jika sebab diamnya karena asyik menonton Youtube, orangtua harus tahu dan memastikan apa yang ditonton aman untuknya.

“Pengamatan ini bahkan sampai membuat orangtua memahami kebiasaan yang dilakukan ananda kesehariannya,” jelasnya.

Pengamatan kepada anak ini, harus terus dilakukan dengan terus melakukan komunikasi intensif kepada anak.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya