Berita

Aksi protes anti-pemerintah di tengah krisis ekonomi yang menghantam Sri Lanka/Net

Dunia

Jebakan Utang China Dinilai jadi Penyebab Utama Bangkrutnya Sri Lanka

KAMIS, 21 JULI 2022 | 13:17 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jebakan utang China dinilai telah menjadi penyebab utama krisis ekonomi terburuk di Sri Lanka sejak negara itu merdeka. Hal ini juga menjadi peringatan bagi negara-negara lain untuk waspada terhadap diplomasi debt trap atau jebakan utang China.

China telah menjadi kreditur terbesar bagi Sri Lanka, menyumbang sekitar 10 persen dari total utang luar negeri negara tersebut.

Pinjaman dari China kepada pemerintah Sri Lanka dari tahun 2000 hingga 2020 tercatat mendekati 12 miliar dolar AS. Sebagian besar dalam megaproyek infrastruktur, termasuk fasilitas pelabuhan di Hambantota, kampung halaman mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Menurut laporan The Washington Post, pelabuhan tersebut telah diserahkan secara efektif ke China sekitar setengah dekade lalu. Itu dilakukan ketika pihak berwenang Sri Lanka mengaku tidak dapat melunasi pinjaman, alih-alih melakukan restrukturisasi.

"Alih-alih memanfaatkan cadangan terbatas yang kami miliki dan merestrukturisasi utang di muka, kami terus melakukan pembayaran utang sampai kehabisan semua cadangan," kata Menteri Keuangan Sri Lanka periode April-Mei 2022, Ali Sabry.

"Jika realistis kami seharusnya melakukan restrukturisasi (ke IMF) setidaknya 12 bulan sebelum kami melakukannya," tambahnya.

Jebakan utang China di Sri Lanka menjadi pengingat dan imbauan terkait kesalahan pemerintah. Hal ini juga disuarakan oleh Peter Hartcher lewat tulisannya di Sydney Morning Herald.

"(Sri Lanka) adalah keruntuhan besar pertama yang tidak terkendali di mana China adalah pemberi pinjaman yang dominan. Ini membuka pertanyaan besar tentang nasib negara-negara pada posisi paling rentan," ucapnya.

Pakar internasional memperingatkan negara-negara lain yang dililit utang itu termasuk dari Laos di Asia Tenggara hingga Kenya di Afrika Timur.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya